Mohon tunggu...
Kamalia Purbani
Kamalia Purbani Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Pemerintahan, Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Perempuan

Purnabakti PNS Pemerintah Kota Bandung. Terakhir menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Pemberdayaan Perempuan, Kepala Kantor Litbang, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, Kepala Bappeda, Inspektorat, Staf Ahli Walikota Bidang Teknologi Informasi, Asisten Daerah Pemerintahan dan Kesra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Bisa Menjadi Tempat Paling Tidak Aman

18 Oktober 2021   11:03 Diperbarui: 18 Oktober 2021   11:07 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Umumnya orang berfikir bahwa rumah adalah tempat yang paling aman. Secara umum fungsi rumah adalah sebagai hunian dan interaksi anggota keluarga, berlindung dari  hujan, terik panas matahari, gangguan luar seperti bencana alam, serangan binatang buas atau kejahatan manusia. Beberapa orang memfungsikan rumah juga sebagai tempat bekerja dan berusaha. 

Bagi sebagian orang, rumah bisa menjadi tempat yang paling berbahaya, tempat terjadinya tindak kekerasan yanhg umumnya dialami oleh perempuan dan anak. 

Berdasarkan studi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), rumah merupakan tempat yang paling berbahaya bagi perempuan karena banyak kejahatan dilakukan di rumah dan oleh anggota keluarga. 

Secara global, kawasan Asia menempati posisi tertinggi jumlah angka pembunuhan perempuan oleh anggota keluarga mencapai 20 ribu jiwa pada tahun lalu. Diikuti Africa dengan 19 ribu dan Amerika 8 ribu perempuan. Terendah adalah Eropa dengan 3 ribu jiwa dan Oseania 300 orang.

Tren yang sama juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan Catatan Tahunan 2018 dari Komnas Perempuan, kekerasan terhadap perempuan paling tinggi terjadi di ranah privat/personal yang berarti pelaku memiliki hubungan darah, kekerabatan, perkawinan, maupun relasi intim seperti pacar. 

Berdasarkan kasus dari lembaga mitra layanan pengaduan kekerasan di ranah privat mencapai 71 persen dari seluruh kasus kekerasan pada perempuan yang berjumlah 13.384. Data Pengadilan Agama juga menunjukkan terdapat 335.062 perceraian karena kekerasan terhadap istri. 

Menurut Dr. Lelitasari, Praktisi Keamanan dan Keselamatan 4Life, jalanan, rumah menjadi tempat nomor dua terjadinya kecelakaan. Rupanya ada beberapa hal yang berpotensi menyebabkan cedera, khususnya pada anak dan orang tua atau lansia. Dijelaskan pula bahwa terdapat dua hal yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam rumah. 

Dua hal tersebut adalah unsafe condition dan unsafe behavior. Unsafe condition seperti tangga rumah khususnya untuk lansia dan anak, jika orang-orang tua dan anak tidak didampingi saat turun atau naik tangga bisa terjatuh dan menyebabkan cedera. 

Selain tangga, kamar mandi juga menjadi tempat yang paling sering terjadi kecelakaan. Lantai yang licin berpotensi menyebabkan jatuh dan luka cedera.

Penyebab kedua, kecelakaan di rumah adalah unsafe behavior yaitu perilaku atau kebiasaan yang mencelakakan. Misalnya kebiasaan main handphone terus sambil menunduk, sehingga tidak fokus kepada apa yang diinjak.

Hal yang perlu mendapatkan perhatian kita semua adalah lima tempat di rumah yang rawan bahaya kecelakaan (https://idea.grid.id) yaitu: kamar mandi, gudang, dapur, tangga dan kolam renang.

Tulisan saya kali ini tidak akan membahas tentang tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di rumah, tapi akan fmenjelaskan bahwa rumah bisa menjadi tempat terjadinya kecelakaan kerja yang biasanya banyak dialami oleh perempuan karena perempuan lebih banyak mengerjakan pekerjaan domestik, seperti menyapu, mengepel lantai, mencuci baju, menyetrika, memasak dan sebagainya.

Saya termasuk tipe orang yang ingin bekerja serba cepat, melangkah dengan cepat, berfikir dan memutuskan dengan cepat. Dalam konteks penyebab kecelakaan di rumah, bisa jadi termasuk kedalam unsafe behavior, karena sudah mengalami beberapa kali jatuh terpeleset di tangga karena melompati anak tangga, dengan maksud agar sampai lebih cepat. 

Kecelakaan lain yang sering terjadi pada saya saat di rumah adalah tangan terkena percikan minyak panas saat menggoreng; wajan terbakar api kompor yang berisi minyak goreng. 

Karena panik, wajan penggorengan saya lemparkan ke lantai, dan alhamdulillah apinya mati. Kejadian lain yang beberapa kali saya alami adalah jari tangan luka cukup dalam karena teriris pisau. 

Pengalaman tersebut mengajarkan saya bahwa bekerja di rumahpun  saya tetap harus menerapkan prinsip-prinsip keselamatan kerja. Saat kita abai, bahaya pun menanti. 

Berdasarkan pengalaman saya, minimal persyaratan bekerja di dapur saat memasak adalah: Menggunakan apron anti air, menggunakan alas kaki, menggunakan sarung tangan anti panas

Hal-hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah meletakkan benda tajam dan panas pada tempat khusus, fokus pada saat menggunakan pisau, tidak meninggalkan dapur pada saat menggoreng atau menghangatkan makanan; lebih baik dimatikan saja dulu kompornya (cenderung lupa dan ada distraksi), melakukan double check apakah kompor atau oven sudah benar-benar kita matikan pada saat meninggalkan dapur, langsung membersihkan kompor dan dapur (mengelap, menyapu dan mengepel lantai) segera setelah aktifitas masak.

Diakhir tulisan saya ingin menyampaikan bahwa rumah tidak selalu menjadi tempat yang paling aman bagi tindak kekerasan, bahaya kecelakaan. Ada baiknya kita melakukan upaya-upaya mitigasi agar rumah kita tetap menjadi tempat yang paling aman dan nyaman bagi seluruh anggotanya. (Cisaranten 181021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun