9) Bait ke sembilan: Ranggawarsita menekankan pentingnya ikhtiar. Beliau memberi contoh orang-orang yang berhasil karena dirahmati Allah.
10) Bait ke sepuluh: Manusia harus tetap awas dan ingat supaya mendapatkan rahmat Tuhan. Ikhtiar yang kita lakukan adalah ikhtiar di jalan yang benar. Bait ke sepuluh adalah penekanan bait ke sembilan.
11) Bait ke sebelas: Ranggawarsita merasa waktunya untuk “pulang” menghadap Sang Maha Pencipta sudah semakin dekat. Ia harus semakin mendekatkan diri. Hanya Allah yang akan menyelamatkannya di kehidupan akhirat nanti.
12) Bait ke duabelas: Ranggawarsita sampai pada puncak pendekatannya kepada Tuhan yang diungkapkan dalam “mati sajroning urip”. Mati dalam hidup bukanlah orang yang sudah lepas sama sekali dari dunia padahal kakinya masih menginjak bumi, bukan pula pelarian karena pelarian tidak akan memberikan apa-apa. Sekali lagi, “mati sajroning urip bukanlah pengasingan diri orang yang lari”.
Semoga dengan menyelisik kembali Serat Kalatidha karya sastra pujangga Ranggawarsita, kita bisa merenungi dan meyadari betapa pentingnya sikap "eling lan wasphadha" dalam menghadapi jaman edan seperti saat sekarang ini. Sebahagia-bahagianya orang yang édan, masih lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI