Mohon tunggu...
Kaiser Enzo Johanson
Kaiser Enzo Johanson Mohon Tunggu... Siswa SMA Kanisius

hi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Larut dalam Hening yang Indah

12 Agustus 2025   13:12 Diperbarui: 26 Agustus 2025   08:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu begitu larut dalam sebuah kegiatan hingga lupa waktu, lupa tempat, bahkan lupa pada dunia di sekitarmu? Itulah yang disebut leka—sebuah kata klasik yang menyimpan pesona puitis di balik maknanya. Meski jarang terdengar di percakapan sehari-hari, leka mengajarkan kita tentang keindahan tenggelam dalam momen, tanpa benar-benar hilang dari kenyataan.

Tahukah kamu kata leka? Kata ini mungkin jarang terdengar dalam percakapan sehari-hari, namun tetap menyimpan keindahan makna yang tak lekang oleh waktu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), leka berarti “asyik” atau “terlena”, hingga melupakan hal-hal lain di sekitar kita. Meski sederhana, kata ini menyimpan kesan puitis yang dalam, seolah mengajak kita masuk ke dalam momen di mana waktu seakan berhenti.

Bahasa Indonesia memiliki banyak kata klasik yang indah, namun perlahan mulai jarang digunakan. Padahal, menghidupkan kembali kata-kata seperti leka dapat memperkaya diksi dan membuat percakapan terasa lebih bernuansa sastra. Mari kita gali lebih dalam arti dan keindahan kata ini agar tetap hidup di antara generasi kita.

Menurut KBBI, leka berarti asyik, terlena, atau tenggelam dalam suatu kegiatan hingga tidak memperhatikan hal lain. Kata ini menggambarkan keadaan di mana seseorang begitu larut dalam sesuatu yang disukai, seperti membaca buku, melukis, atau bahkan sekadar menikmati senja.

Contoh penggunaannya:

  • “Anak itu leka bermain hingga lupa makan siang.”

  • “Ia leka menatap senja, seakan dunia berhenti sejenak.”

Penggunaan kata leka membuat kalimat lebih berwarna dan bernuansa halus. Alih-alih mengatakan asyik atau sibuk, kata leka menghadirkan kesan nostalgia yang mengikat rasa.|

Leka dalam Kehidupan Sehari-hari

Walau terdengar klasik, leka mudah digunakan dalam percakapan modern. Misalnya, saat kita mengatakan:

  • “Aku tadi asyik membaca buku sampai lupa waktu.”

Kalimat itu bisa menjadi lebih puitis dengan mengatakan:

  • “Aku tadi leka membaca buku sampai lupa waktu.”

Kata ini memberi sentuhan yang lebih halus dan romantis, seakan ada keindahan tersendiri dalam momen melupakan dunia luar.

Tak hanya memperindah percakapan, leka juga memperkaya karya sastra. Kata ini mampu membangun suasana, mengajak pembaca masuk ke dalam dunia yang penuh imajinasi. Mari kita lihat penggunaannya dalam sebuah puisi.

Leka di Bawah Senja

Di bawah senja yang memudar,
Seorang gadis duduk termenung.
Buku di tangannya berbisik pelan,
Membawanya jauh ke negeri bayang.

Waktu berlari, tapi ia tak peduli,
Mata terpaku pada kata yang menari.
Hatinya hanyut dalam cerita,
Lupa pada dunia yang nyata.

Angin sore menyapu lembut,
Daun gugur, senja berlalu.
Namun di matanya, cerita tak putus,
Mengikat jiwa, menahan waktu.

Oh leka, betapa indah rasamu,
Membawa jiwa pada diam yang syahdu.
Namun ingat, saat kembali nanti,
Dunia nyata tetap menanti.

Bahasa adalah cermin budaya. Semakin kaya kata-kata yang kita gunakan, semakin dalam pula keindahan yang dapat kita rasakan. Kata leka mungkin terdengar klasik, namun justru di situlah pesonanya. Menggunakannya kembali dalam percakapan, tulisan, dan karya sastra akan membuat bahasa kita lebih hidup dan penuh nuansa.

Mari kita kembalikan kata-kata klasik seperti leka, bestari, atau permata ke dalam keseharian kita. Dengan begitu, kita bukan hanya merawat bahasa, tapi juga merawat keindahan rasa yang terkandung di dalamnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun