Mohon tunggu...
Juvialen
Juvialen Mohon Tunggu... -

Kata-katamu adalah kualitas dirimu

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pro dan Kontra Soal Campaign Bra Pencetus Kanker Payudara, Ada Kepentingan Apa?

13 Oktober 2016   20:46 Diperbarui: 14 Oktober 2016   00:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Baru sempat mengecek akun twitter tadi siang, tidak sengaja saya tergelitik dengan hashtag #NoBraDay di hari ini. Tanggal 13 Oktober diperingati sebagai hari tanpa bra sedunia. Sebenarnya saya agak terganggu dengan beberapa postingan (baca: show off) tubuh dan payudara para wanita di TL itu, tapi saya tidak mau ambil pusing karena tentu saja bukan orang-orang Indonesia yang memposting foto tubuh setengah telanjang mereka di Twitter.

Campaign NoBraDay merupakan bagian dari campaign kanker payudara (breast cancer), supaya para wanita di seluruh dunia semakin menyadari pencegahan kanker payudara itu sendiri. Tapi jika orang awam yang melihat campaign ini, seolah menyalahkan bra sebagai penyebab kanker payudara. Karena itulah banyak postingan seronok wanita yang memfoto payudaranya tanpa bra.

Bra dapat memperindah bentuk payudara, tetapi juga dituding menjadi salah satu pencetus kanker payudara.  Namun gagasan ini masih belum terbukti lebih lanjut.

Berikut adalah penjelasan mengapa pro dan kontra terhadap penggunaan bra.

Pro Bra Pencetus Kanker Payudara

  • Pada tahun 1995, Sydney Ross Singer dan Soma Grismaijer mengeluarkan buku “Dressed to Kil” yang isinya mengklaim bahwa wanita yang mengenakan bra selama 12 jam atau lebih dalam sehari memiliki risiko tinggi  terkena kanker payudara. Hal itu karena bra dapat menekan kelenjar getah bening, sehingga berdampak pada meningkatnya produksi racun pada payudara. (Sumber: stopcancerfund.org)
  • Menurut sumber brafree.org menyatakan berdasarkan 5 penelitian yang dilakukan provider kesehatan, termasuk juga dokter dan profesor ahli onkologi, bahwa terdapat korelasi bra dengan kanker payudara. Atas dasar penelitian ini, beberapa manufaktur bra mengembangkan desain bra terbaru  untuk mengurangi penyumbatan kelenjar getah bening, di mana desain bra tersebut menjadi hak paten manufaktur.

Kontra Bra Pencetus Kanker Payudara

  • American Cancer Society menyebutkan bahwa tak ada bukti konkrit bahwa penggunaan bra dapat menekan kelenjar getah bening yang menyebabkan kanker payudara. Menurut mereka, cairan tubuh beredar melewati kelenjar getah bening yang letaknya di ketiak, bukan pada tempat underwire (penyangga bawah) bra berada. (Sumber: stopcancerfund.org)
  • Susan G. Komen Foundation, yayasan yang menaungi penggalangan dana untuk deteksi dan pengobatan kanker mengemukakan bahwa bra yang dituduh sebagai pemicu kanker adalah tidak terbukti. Banyak sekali faktor pemicu kanker payudara yang memiliki kemungkinan lebih besar ketimbang bra, dan itu pun berbeda pada masing-masing orang.

Bagaimanapun juga, harus diakui memang belum ada penelitian epidemiologi keterkaitan bra dengan kanker payudara yang secara tersistematis di seluruh dunia. Sebenarnya gagasan bra yang diklaim pencetus kanker payudara menjadi sama seperti deodorant sebagai pencetus kanker kulit yang masih belum terbukti kebenarannya.

Seperti yang dijelaskan di atas, ada kemungkinan kampanye NoBra tersebut ada kepentingan bisnis, antara produsen bra dan kedokteran baik preventif maupun kuratif.

Apa yang harus dilakukan?

1. Mengetahui faktor-faktor penyebab kanker payudara, antara lain jenis kelamin, ras, usia, riwayat kanker dari keluarga, riwayat penyakit kanker payudara sebelumnya, menstruasi terlalu dini (sebelum usia 12 tahun), menopause terlambat (sesudah usia 55 tahun), dan ukuran payudara yang terlalu besar mengingat jaringan lemak merupakan komponen utama payudara.

2. Memeriksakan diri, sekalipun tidak memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun