Pada Mei 2025 lalu salah seorang penyanyi favorit saya Andien Aisyah merilis lagu Bahagia di Ujung Jalan menyongsong seperempat abad penampilannya di blantika musik Indonesia.
Musiknya  terdegar ceria  memberikan semangat hidup, seperti sejumlah lagu dari Andien yang saya suka Moving", Let It Be My Way", "Beryanyi Untukmu", enak didengar sambil  joget ringan. Â
Alumni Ilmu Komunikasi FISIP UI merintis karirnya di blantika musik Indonesia sejak 2000. Seingat saya karena waktu itu di ketika saya menyaksika Jazz Goes To Campuss sekitar 2000, sejumlah penonton terpana pada Andien yang masih berusia 15 tahun waktu itu. Â Andien salah satu penyanyi membuat saya mencintai lagu-lagu jazz-selain Iga Mawarni kemudian Yura Yunita, Monita Tahalea.
Perempuan kelahiran 25 Agustus 1985 juga memperkenalkan genre adult contemporary yang berakar dari era 1960-an 1970-an.  Namun kini Andien memperkenalkan apa yang disebut sebagai  City Pop  yang awalnya saya kira lagu 1980-an.  Reffnya menarik mengingatkan pada karater Andien dan saya merasakan dibawa kembali ke era 1980-an.
Lepaskan semua bebanÂ
Nikmatilah perjalananÂ
Nyalakan semua roda mimpi & harapan
Â
"Bahagia di Ujung Jalan" itu diciptakan oleh Laleimanino  yang mampu membuat lagu dengan karakter penyanyinya. Kok video klipnya mengambil setting Jepang ya? Ternyata memang ada yang menafisirkan genre musik ini asal Jepang era 1970a-an hingga 1980-an yang kini kembali populer dan jadi trending.
Baca: RRIÂ
