Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nawang Wulan Turun ke Bumi (2)

6 April 2025   20:19 Diperbarui: 6 April 2025   20:19 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: https://www.anakbisa.com/kb/legenda-jaka-tarub-dan-tujuh-bidadari/

"Mahluk itu bukan kelompok yang melindungi koloni manusia baik di Titanium maupun planet lain. Dia datang diudang seorang yang punya kekuatan di kampung ini," terdengar suara alien.

"Manusia di sini menyebutnya setan atau mahluk tidak kasat mata?" ucap Sabrina.

"Bukan tak kasat mata, mereka juga punya kamuflase seperti kami. Kalian juga bisa dan manusia yang kalian cari juga mengenakan kamuflase hingga tidak kelihatan mencuri pakaian anjeun Nawang! Dua hal berbeda!"

Terdengar komunikasi dari Guru Minda."Kalian harus segera pergi. Ada sesuatu yang mengincar kalian. Menuju kalian. Segera terbang kemari!"

"Tapi Nawang Wulan kehilangan pakaian terbang itu?" Mawar Merah panik.

"Minta dia dan Hiyang Kucai bertahan, kita akan jemput dua tahun lagi!" terdengan Dzul. "Ada mahluk asing lain di angkasa mengincar kita!"

Benar juga ada sesuatu dari ladang menyeruak. Ada dua sosok mahluk setinggi Hiyang sekitar tiga meter. Hanya saja Hiyang berwarna hijau, mahluk itu berwarna hitam dan bertanduk.  Hiyang Kucai bersiap dengan cakarnya,

Sabrina Sembrani tanpa rasa gentar menembak dengan senapan inframerah yang disetel maksimal.  Salah satu mahluk itu terlontar dan keluar dari perisai kamuflasenya, sosok berwarna hitam namun segera membara dan akhirnya rubuh.  Sementara Hiyang Kucai bertarung dengan salah satu mahluk dan mereka bergelut beberapa menit.

Ternyata ada dua petani melongo menyaksikan pertarungan itu. Ladang padi yang kering terbakar oleh api membakar mahluk itu. Sementara Hiyang berhasil mencabik mahluk yang satu lagi.

"Kalian berhasil mengalahkan mereka! Sopo kalian!"  ujar seorang petani terbata-bata.  Tapi kedua petani itu lari terbirit-birit menuju kampung ketika melihat Hiyang menyeringai.

"Dedemit lagi perang! Amit-amit!" teriak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun