Film "Rahasia Rasa" mengusik rasa keingintahuan saya karena trailernya terkait dengan buku Mustika Rasa, buku wajib bagi mereka yang ingin mendalami sejarah  dan antropolog kuliner nusantara.Â
Ceritanya  pada 1964-menurut sebagian besar versi- Presiden Sukarno memerintahkan mendokumentasikan resep masakan dari berbagai penjuru Nusantara. Â
Akhirnya menurut berapa referensi terhimpun sekitar 1.600 resep masakan makanan dan minuman yang semangatnya menampilkan wajah bhineka tunggal ika. Namun karena adanya peristiwa Gerakan 30 September, penerbitan buku ini baru tejadi pada 1967.
Informasi ini saya dapatkan secara tak sengaja, ketika melacak jejak sejarah mi kocok dan batagor Bandung ketika mewawancarai soerang ahli gastronomi dari Bandung.
Wah, saya kemudian menemukan buku ini versi pdf dengan tebal 1.215 halaman. Dalam kata pengantar dari Menterian Pertanian Brigjen Azis Saleh  disebutkan bahwa upaya dokumentasikan sudah terjadi  sebelum 1964, menurut kata pengantar pada 12 Desember  1960  setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Sukarno. Kemudian diperkuat Menteri Koordinator Pertanian dan Agraria Sadjarwo pada 17 Agustus 1964.
Ketika saya telusuri ini buku ini diawali dengan pengenalan  bahan makanan mulai dari bahan pokok seperti padi, umbi-umbian hingga jagung, kentang bahkan cantel (tjantel), sumber protein seperti ayam, bebek, ikan, daging dapi dan lainnya, sayuran, bumbu hingga bahan untuk minuman. Komplit dengan kandungan gizi dengan ahli yang berbeda , satu bagian 176 halaman.
Barulah pada bagian lain diperkenalkan cara memasak makanan utama (Bagian II) seperti aron (tengger), arem-arem (tidak disebut daerahnya), Â kapusuk Nuso (dari Buton), jagung bose (Timor), nasi jagung gaplek (Madura), Â Bagian (III) tentang lauk pauk berkuah, ada Asem-asem Terong dari Banyumas, Gulai Bebek Masak Hijau (Kotagadang), Lodeh (ternyata dari Rembang), hingga Mangut Ikan Panggang yang disebut dari Rembang (halaman 269). Â Masih banyak lagi.
Nah, Mangut Panggang kan ini disebutkan menjadi unggulan dari sebuah warung makan di sebuah desa kawasan Magelang menjadi salah kuliner yang disebutkan dalam "Rahasia Rasa".
Sejarawan dan penulis kuliner dari Yogyakarta Dyah Merta menyebut buku ini proyek yang komplit. Bukan sebatas resep. Tapi juga ragam komoditas pangan lokal. "Meski untuk resep disajikan kurang menarik, masih ala-ala resep di masa itu," ujar Dyah ketika saya hubungi via WA, 20 Februari 2025.
Dengan pengantar yang panjang ini, saya ingin menyebutkan bahwa "Rahasia Rasa"  yang disutradarai Hanung Bramantyo ini ini mempunyai pijakan akar sejarah dan sosial  cukup kuat.  Tampak sekali bahwa film ini mempunyai riset yang tidak asal-asalan. Kalau soal ada bagian fiksi dari Rahasia Rasa, sah-sah saja, yang penting fakta sejarah yang jadi settingnya tepat dan akurat.Â