Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hemat Baju hingga Upcycling Mendukung Keberlanjutan

2 Februari 2024   18:41 Diperbarui: 2 Februari 2024   18:58 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
: https://www.geometry.id/stories/upcycling-fashion-solusi-limbah-tekstil

Statistik konsumsi air dari industri fesyen lebih mengejutkan lagi, dengan sekitar 215 triliun liter air dikonsumsi oleh industri setiap tahunnya.

Banyak negara penghasil kapas utama mengalami kekurangan air yang tinggi, termasuk Tiongkok, India, Amerika Serikat, Pakistan, dan Turki.

Nadine Moustafa, peneliti PhD tahun terakhir di Departemen Teknik Kimia Imperial menyampaikan industri fesyen bertanggung jawab atas 2 hingga 8 persen emisi karbon global.

"Jumlah ini  lebih besar dibandingkan gabungan seluruh penerbangan internasional, maritim, dan pelayaran," ujar Nadine dikutip dari Imperial   

Sebetulnya ada berbagai cara untuk membatasi limbah dari industri fesyen.  Salah satu di antaranya yang kini sedang tren ialah membeli barang bekas sejak beberapa tahun terakhir ini.

Lapak baju bekas daring maupun luring, kini lebih beken dengan sebutan thrift shop, kian menjamur. Kita bisa menemukan penjualan baju-baju bekas dengan harga yang sangat murah, mulai belasan hingga puluhan ribu rupiah di semua platform toko daring.

Pada 2018  penyanyi Andien Aisyah bersama beberapa orang mendirikan Setali Indonesia yang berupaya memperpanjang usia penggunaan pakaian, yaitu dengan menjualnya sebagai barang bekas dan melakukan upcycling atau menjadikan pakaian bekas ini produk baru yang bernilai.  Komunitas ini mengajak orng memadukan baju bekas, dilah dengan kretif hingga menjadi baju baru, 

Seprerti dikutip dari Klasika  Kompas Komunitas Setali Indonesia memulai gerakan ini dengan mengajak orang untuk memilah pakaian-pakaiannya yang masih layak, lalu menjualnya kembali.

Saya sendiri kalau  pernah  lebih memilih untuk menambal celana yang sobek dengan bahan lain atau menjahit kembali minta jasa  tukang jahit keliling terutama jins atau celana kargo yang berbahan lain hingga benar-benar lapuk. 

Ada jalan lain dengan menambal dengan bahan lain atau menggabungkannya dengan celana bekas lain, sebetulnya sama dengan apa yang sekarang juga jadi tren yang disebut sebagai upcycling fashion.

Saya akan melakukan hal itu pada celana kargo kesayangan saya robek besar. Cuma saya belum ketemu celana yang cocok yang digabungkan menjadi celana baru. Beberapa celana robek sudah saya simpan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun