Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengapa Perubahan Iklim Memperkokoh Bakteri Resistensi Antiobitika?

9 Januari 2024   22:17 Diperbarui: 9 Januari 2024   22:21 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.downtoearth.org.in

"Hal ini dapat membantu mengungkap bagaimana perubahan iklim mempengaruhi penyebaran resistensi," pungkas Jang.

Eropa

Pada Kongres  Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular Eropa (ECCMID) ke-29 di Amsterdam, Belanda pada 13-16 April 2019 sebuah penelitian  hubungan antara perubahan iklim dan  bakteri resisten antimikroba (AMR) mengungkapkan hal sebangun juga.

Penelitian ini  dilakukan di Institut Pengendalian Infeksi dan Penyakit Menular Jerman, Pusat Medis Universitas Gttingen bekerja sama dengan Hannover Medical School pda 30 negara.

Studi tersebut mengidentifikasi hubungan baru antara AMR dan faktor iklim di Eropa. Hasil ini mengungkapkan dua aspek: faktor iklim berkontribusi signifikan terhadap prediksi AMR di berbagai jenis sistem layanan kesehatan dan masyarakat.

"Sementara perubahan iklim mungkin meningkatkan penularan AMR, khususnya resistensi karbapenem (sejenis antibiotika)," kata Simone Scheithauer, penulis utama studi tersebut seperti dilansir down to earth.   


Para peneliti menggunakan data yang diterbitkan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa untuk menentukan Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap karbapenem selama enam tahun.

Serta Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli  sudah estistensi terhadap sejumlah antibiotika  dan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap obat antibiotika lainya, Metisilin.

Demikian pula, penelitian  yang dilakukan oleh Key Laboratory of Aquatic Botany and Watershed Ecology, Wuhan Botanical Garden, Chinese Academy of Sciences, Wuhan, China dan School of Life Sciences, University of Dundee, Skotlandia.

Tim peneliti  menemukan bahwa gen yang resisten terhadap antibiotika berlimpah di lahan basah padat. Sampel penelitian ini diambil dari 32 lahan basah di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.

Jadi, mau tidak mau memang harus ada upaya kuat dunia untuk mencegah dampak perubahan iklim jadi lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun