Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali: Prahara di Nusantara (1, Tanjung Jakarta)

2 Mei 2022   12:23 Diperbarui: 2 Mei 2022   12:31 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Irvan Sjafari

"Relatif," jawab Bagus suaminya. "Modern dibanding apa? Saya lebih suka Negeri Pasir Batang asal kamu."

Purbaendah tersipu.  Raya hanya tersenyum, mungkin mengingatkannya pada Greg, tunangannya.

Mereka tiba di Pendopo Limas, sebuah bangunan dengan arsitektur pendopo benar-benar segi empat sama sisi dengan ukuran sekitar 100 x 100 meter. Pusat pemerintahan tanpa penjagaan mencolok itu hanya satu lantai.

"Tidak dijaga seperti di istana kami?" tanya Purbaendah.

"Untuk apa?" jawab Kapten Daud. "Musuh kami mungkin hanya siren  nun jauh di sana dan mungkin ada alien lain yang juga nun jauh di sana.  Itu baru mungkin. Bisa, ya, bisa nggak.  Kriminal penyelundup? Mereka tidak akan kemari."

Bus dan mobil pengawal parkir tak jauh dari gedung. Rombongan dari Manuk Dadali meninggalkan ransel dan perlengkapan yang berat di mobil, lalu mengikuti Badli memasuki Pendopo Limas.

Rombongan memasuki Pendopo Limas. Tidak ada protokol dan harus tanda tangan di depan pintu. Resepsionisnya pun tidak ada. Hanya ada robot di depan yang sedang membersihkan lantai. Rombongan memasuki lobi utama cukup besar dan kemudian memasuki salah satu ruangan.

Menteri Utama Hasrul Rachman sudah menunggu di salah satu kursi di antara meja berbentuk bulat lingkaran itu. Dia pria dengan tinggi 163 sentimeter dan berat kira-kira 50 kilogram. Usianya sekitar 40 tahunan  dengan rambut pendek disisir rapi.  Kulitnya coklat sawo matang. Namun pakaiannya sederhana, hanya kemeja lengan pendek putih dan celana panjang katun hitam.

Hanya ada dua orang mendampinginya. Seorang perempuan dan seorang laki-laki. Yang laki-laki memperkenalkan dirinya sebagai Benyamin Hamid, Gubernur Tanjung Jakarta dan yang perempuan Kepala Dewan Perwakilan Nusantara Raden Fahrana Wulandari.

Benyamin Hamid perawakannya tinggi 172 sentimeter, dengan wajah seperti peranakan Arab.  Dia mengenakan kemeja lengan panjang putih dan celana panjang putih dengan blangkon Betawi. Usianya sekitar 50 tahunan.

Fahrana Wulandari, benar-benar tipe perempuan Jawa Yogyakarta ketika di Bumi.  Rambutnya panjang dengan tiggi 165 sentimeter. Dia mengenakan blezer dan gaun panjang merah menyala dengan blus putih di dalamnnya.  Wajahnya manis.  Usianya sekitar 35 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun