Mereka terancam geng bajak laut Tiongkok dipimpin Chen Tsui Hi. Armada Zheng Ho menumpas bajak laut itu pada 1407. Tulisan itu menyebutkan tentang Syech Abdullah yang meperkuat itu ada di era islam.
Djohan Hanafiah dalam bukunya "Melayu- Jawa: Citra Budaya dan Sejarah Palembang", 1995 menyebutkan bahwa Palembang ditaklukan Demak pada awal abad ke 16. Buku itu bahkan menyebutkan nama Palembang berasal dari nama Tiongkok "Pan Lin Fong".
Tetapi pemukim Islam sudah ada pada abad ke 15.Dari literatur ini kemungkinan Siti Fatimah itu anak dari pimpinan pemukiman Jawa-Melayu Muslim yang sudah ada sebelum Kesultanan Palembang berdiri. Itu artinya cerita itu menggambarkan situasi abad ke 15-16 ketika bajak laut masih kuat.
Kampung Kapitan  dan Benteng Kuto Besak
Tujuan kami berikutnya adalah Kampung Kapitan yang berada di sisi hulu.Sebetulnya letaknya berada di seberang dermaga tempat kami bertolak. Perjalanan kembali ke arah dermaga juga melewati spot yang menarik dari sisi hulu.
Yang cukup menarik perhatian saya ialah  bangunan seperti gudang dengan arsitektur kolonial jelas tertera Alwi Assegaf berangka 1929 dan 1932. Pabrik ini tepatnya berada di komplek Assegaf, Rt 20, Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu (SU) II.
Ceritanya Habib Alwi dari Yaman, ketika usianya baru mencapai 10 tahun mengikuti ayahnya ke Batavia. Sayang, dalam perjalanan, sang ayah tercinta meninggal dunia, Saat Habib Alwi sebatang kara, sebelum kapal tiba ke Batavia, ia turun di Mentok Bangka.
Di tempat ini, tanpa sengaja ia bertemu dengan salah seorang kerabatnya hingga sempat tinggal dan bekerja di Bangka. Ketika berada di Bangka, ia bertemu dengan Habib Abdurahman Al-Munawar, saudagar kapal yang menjual hasil bumi. Habib Abdurahman ini ternyata merupakan sahabat dari kakek Habib Alwi, yakni Habib Ahmad.
Merasa iba dengan nasib cucu sahabatnya, Habib Abdurahman kemudian membawa Habib Alwi ke Palembang untuk bekerja dengannya. Berbekal kerja keras, keuletan serta kejujuran dimilikinya membuat Habib Alwi menjadi orang kepercayaan Habib Abdurahman. Alwi kemudian mandiri dan merintis usaha. Dia membawa istrinya ke Kawasan 13 Ulu.
Beberapa usaha dikembangkan Habib Alwi sebelum membangun pabrik es. Pabrik milik Habib Alwi ini pertama kali diberi nama NV Juliana. Baru berubah menjadi namanya setelah masuknya tentara Jepang.