Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (9)

24 September 2020   11:33 Diperbarui: 24 September 2020   11:52 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Ceritaduniaanak.com

Indrajaya berhasil aku tendang denagn dua kaki dan dia terpelanting, baju zirahnya justru membuatnya kesakitan dan aku mencoba meringkusnya hidup-hidup. Itu karena teriakan Purbasari: "Jangan bunuh dia, kekasih kakakku!"

Ilustrasi-Foto: Elib.Unikom.
Ilustrasi-Foto: Elib.Unikom.
Namun  Indrajaya berhasil lolos dari ringkusanku dan  dia melompat ke kuda prajurit bersama lima anak buahnya meninggalkan gelanggang pertempuran. Dari pendopo Purbararang berteriak memanggil.  Tampaknya dia ditinggal.  Wajahnya pucat. Tapi Aki Panyumpit dan Patih Uwak Batara menenangkannya. Purbasari juga menghampirinya, begitu juga aku.

"Kapok kan dengan orang asing?" ujar aku, sambil mengusap hidungku yang sedikit berdarah.                                                           

Purbararang pasrah, dia memerintahkan anak buahnya menyerah.  Sekitar pukul dua belas ibu kota berhasil diduduki.   Lebih dari tujuh puluh tentara asing tewas dan delapan puluh luka-luka.  Sebagian menyerah dan sekitar sepuluhan lari entah ke mana mengikuti tuannya Indrajaya. Hanya dua belas tentara loyalis Purbararang yang terbunuh dan tiga belas luka-luka, karena memang dihindari. 

Samuel kemudian datang. "Itu orang namanya Brutus empat kali kena tinju aku. Giginya ada yang rontok. Lalu lari terbirit-birit."

Aku heran begitu cepat mereka dikalahkan. Ternyata prajurit dari daerah lain yang loyalis Purbasari berdatangan. Masih terdengar hiruk pikuk pertempuran, walau pun makin sayup.

Titanium kehilangan satu orang  dan satu robot anjing, sementara Purbasari kehilangan delapan belas prajuritnya dan dua puluh luka-luka.  Kecil secara militer.  Tapi artinya dari sembilan tentara Titanium yang datang tinggal tujuh orang, sekalipun teteh Ira dan teteh Mayang mahir berperang. Begitu juga Kang Mamo dan Teteh Sisil.

Di  pendopo, Nyi Ronde masih ada ketangkasan dengan teteh Ira.  Nyi Ronde menggunakan sinar laser dan Ira menggunakan high voltase.  Sejumlah barang istana hingga bangunan rusak. Mereka kejar-kejaran ke luar istana. Begitu juga anak buah Nyi Ronde yang perempuan berkelahi dengan teteh Mayang, tetapi bisa dilumpuhkan.  Padahal badannya lebih kecil.

Purbamanik juga melawan Tika Dayanthi yang ikut menyerbu, tetapi dia diringkus tanpa cedera, karena memang tidak terlatih.

"Yang perempuannya tidak lari, tapi perwira yang laki-laki terbirit-birit," ucap Samuel menggeleng kepala.

Aku mengkhawatirkan teteh Ira. Lawannya juga tangguh.  Duel mereka jadi tontonan seru.  Nyi Ronde melukai beberapa orang yang menonton dan terlalu sembrono. Mereka berduel selang-seling dengan senjata api melawan high voltase dan juga tangan kosong. Tetapi teteh Ira akhirnya bisa mengalahkannya.  Nyi Ronde terbunuh dalam adu cepat menembak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun