Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (43)

27 Mei 2017   19:56 Diperbarui: 27 Mei 2017   20:56 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koloni (kredit foto Irvan Sjafari)

                                                                                                                               *****

Variasi lain mengusir kejenuhannya ketika dia membuat tulisan tentang geng rayap. Alif diajak Christine ke rumah rayap yang penuh lorong-lorong  seperti labirin, bahkan lebih rumit karena ada jalan menurun dan mendaki.  

Kalau geng kupu-kupu gemar bermain kejar-kejaran di antara kebun bunga dan pohon-pohon lalu bertengger secara terbalik, maka anak-anak rayap suka main petak umpet dan yang pasti kalau bukan anak rayap susah mencari mereka.  Pintu masuk sarangnya saja banyak.  Tetapi mereka tetap membutuhkan jendela untuk ruang tidur.

Geng semut mungkin tandingan rayap jago di bawah tanah, namun mereka juga jago memanjat pohon. Benar-benar kombatan. Tetapi mereka dipercaya melindungi Koloni.  Alif pernah diajak Evan Sektian melihatnya merayap di atas tali yang membentang di antara jurang. Anak-anak semut melakukannya tanpa canggung.

Alif mencoba dan terjatuh tetapi Zahra sudah mengawasi, karena dia tidak akan membiarkan Alif kalau sudah bersama Evan Sektian.

Ketika Alif terpeleset sebetulnya sudah ada tali dan dia berteriak ngeri, Zahra menangkapnya.  Di ujung karang, Alif mendengar suara Harum.


Masalahnya Harum juga mahir merayap di tali yang panjangnya satu kilometer itu dengan ketinggian beratus meter.  Jembatan Sirotul mustaqim  yang bisa mengalahkan kengeriannya. Tapi Harum bukan lagi yang dia lihat dulu.  Anis malah tidak menolongnya ketika pegangannya terlepas, Harum mampu ke tali utama dengan cepat lalu tiba di seberang.

Paling tidak bagi anak-anak semut, perempuan mahluk lemah hanya dongeng,

(BERSAMBUNG)

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun