Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (43)

27 Mei 2017   19:56 Diperbarui: 27 Mei 2017   20:56 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koloni (kredit foto Irvan Sjafari)

Nama anak kedua Anelas. Nama Salena yang dibolak-balik. Pasangan itu paling malas mencari nama anak mereka.  Bybbo diasuh oleh tim rayap yang tidak sebanyak semut dan lebah, tetapi jumlah cukup besar  di antara koloni.

Sebetulnya di antara serangga, Alif paling benci dengan rayap. Serangga ini suka menghancurkan buku, paper, klippingan yang sudah payah dikumpulkan waktu kuliah.  Sekali pun rayap adalah arsitek yang menakjubkan.

Kang Yunus membuat desain sebuah apartemen milik warga koloni mirip sarang rayap dengan jalur-jalurnya yang artistik sekaligus mengerikan, karena sulit untuk tidak tersesat kecuali untuk penghuni apartemennya.  Blok dengan desain itu sekitar lima ratus meter jaraknya dari blok tempat Alif tinggal.

Bulan purnama ini warga koloni makan bersama-kecuali para serdadu yang menjaga di luar sana, tetapi mereka juga membawa makanan- kali ini butiran-butiran jagung dan potongan kecil roti dengan sup ikan dan cumi yang diracik lezat.

Mereka juga makan  ikan kakap putih yang dibakar empuk. Setiap meja terdiri dari seratus warga diberikan dua puluh lima ekor.  Berarti satu ekor dimakan empat orang.   Minumannya campuran  madu dan susu yang pas takarannya.  Alif merasa benar-benar hidup di planet lain.  Atau memang mungkin di planet lain? 

Pakaian mereka tetap tak berubah tenunan tertutup dengan penutup rambut, di mana laki-laki dan perempuan tak terlalu jauh bedanya.  Mengapa rambut tertutup?  Mungkin juga karena alasan hijab bagi muslimah yang taat. Di antara para tetua juga ada berhijab sejak sebelum ke pulau. Tapi ini semua rata laki-laki dan perempuan.


Alif menduga alasan lain berkaitan dengan wilayah koloni, kalau masih di Bumi.  Cuaca ekstrim bukan alasan. Kecuali kalau teknologi untuk melindungi pulau ini menyebabkan panas lebih ekstra hingga merusak rambut atau kulit. Itu sebabnya di udara terbuka semua tertutup, sekalipun hujan.  Tiba-tiba Alif sadar bahwa penghuni pulau tidak pernah berenang di laut.

Dia ingat ketika berenang bersama Zahra di sungai yang bagian terlindung.  Pulau ini punya kolam renang tertutup dengan jadwal teratur. Bagi perempuan yang tidak mau ada laki-laki ada jam khusus. Anak-anak ada jam khusus. Yang mau campur silahkan.  Simpel sekali, tak perlu meributkan hal itu.

Dia kembali melihat Euca dan Actie benar-benar tak terpisahkan. Mereka juga akrab dengan Fila Harumi Anis, selain dengan Evan Sektian.   Sambil disuap oleh Zahra,  Euca dan Actie kembali bersama teman-teman sebayanya yang diasuh oleh Harumi di suatu sudut. 

Alif merasa ada hal menakutkan  pada sorot mata Harumi yang dingin kepada banyak  orang.   Tetapi Harumi begitu lembut pada Euca dan Actie berbeda dengan adiknya sendiri Giri.

Tetapi kehidupan di koloni sekali lagi  bagi Alif seperti di surga.  Begitu dia rindu kehidupannya dulu di Bandung, ada saja jalan membuatnya melupakan tepat yang dicarinya portal.  Begitu dia ingin keluar Zahra selalu mengajaknya bercinta di kepompongnya, di sungai, di tengah hutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun