Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bandung Kota Kreatif, Pendidikan, Wisata dan Nyaris Menjadi Ibukota RI

1 Oktober 2016   16:20 Diperbarui: 1 Oktober 2016   22:24 1702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Repro Pikiran Rakjyat 23 September 1957 (repro Irvan Sjafari)

Dalam nota tersebut diterangkan berapa ratus hektar tanah kepunyaan kotapraja dan berapa puluh hektar tanah parikulir dicadangkan untuk gedung Presiden, Parlemen, kementerian, serta perwakilan luar negeri. Tanah-tanah itu terletak di sebelah utara Jalan Diponegoro dan kemudian diketahui sekitar 80 hektar disediakan untuk Universitas Padjadjaran.

Repro Pikiran Rakjyat 23 September 1957 (repro Irvan Sjafari)
Repro Pikiran Rakjyat 23 September 1957 (repro Irvan Sjafari)
Pada waktu itu Ketua DPRD Kota Bandung masa peralihan Mohamad A Hawadi mempertanyakan apakah status ibukota akan menguntungkan penduduknya? Perdagangan akan ramai dan orang Bandung akan bangga menjadi warga ibukota. 

Tetapi akan timbul kerawanan lain seperti naiknya biaya hidup dan yang kuat akan mendesak yang lemah. Namun isu itu senyap dengan cepat. Kabarnya karena faktor politik juga rencana Bandung sebagai ibukota diabaikan.

Tetapi daerah protokol Bandung saat ini dan taman-taman utamanya sudah dibentuk sejak masa kolonial. Begitu juga dengan kembang dan bunga di perkarangan rumah terutama di kawasan Bandung utara masih terasa pada 1970-an setidaknya saya lihat di rumah kakak ibu saya di mana saya sering berlibur masa kecil. 

Sejuknya kota Bandung masih terasa hingga 1980-an. Namun semua itu pudar sejak 1980-an akhir dan direvitalisasi kembali oleh Ridwan Kamil dengan penambahan sejumlah taman.

Kontribusi Pendidikan


Bandung adalah kota pendidikan sejak zaman colonial karena di sana ada AMS dan THS. Pada 1950-an jumlah SMA dan perguruan tinggi bertambah. Buah perjuangan Front Pemuda Pasundan, Paguyuban Pasundan akhrinya membuat pemerintah mengabulkan berdirinya Universitas Padjadjaran pada 1957. 

Pada saat hampir bersamaan berdiri Universitas Parahyangan dan kemudian diikuti Universitas Pasundan dan Universitas Islam Bandung. Sebelum sudah berdiri suatu institute keguruan dan pendidikan yang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia sekarang. Pada akhir 1950-an sebuah sekolah perhotelan berdiri. Fakultas Teknik UI akhirnya menjadi ITB pada 1959.

Boleh dibilang menjelang 1960 tiga universitas negeri dan tiga universitas swasta sudah berdiri untuk satu kota yang populasinya pada masa itu kurang dari sepertiga populasi penduduk Bandung sekarang. Enam perguruan tinggi itu masih ditambah STT Telkom, Tekstil, perhotelan dan Sariwegading. 

Paling tidak jumlah mahasiswa berkisar 15 ribu hingga 20 ribu atau dua hingga tuga persen dari populasi penduduk Bandung masa itu, diperkirakan sekitar 750 ribu pada 1950-an akhir. Jumlah itu besar menurut ukuran masa itu. Bandingkan dengan Jakarta yang hanya punya Universitas Indonesia dan beberapa universitas swasta pada 1950-an.

Catatan lain menurut cerita ibu dan berapa orangtua yang saya ajak mengobrol kualitas beberapa sekolah menengah negeri di Bandung di atas sekolah menengah negeri di Jakarta. Kalangan menengah di Jakarta lebih suka menyekolahkan anaknya di sekolah Katolik, sementara di Bandung pilihannya banyak, bisa SMA 1, SMA 2, SMA 3, hingga SMA Alloysius bahkan sekolah kejuruan seperti Sekolah Asisten Apoteker, sekolah telekomunikasi ada di Bandung. Kalau dijumlahkan dengan para mahasiswanya populasi orang terdidik di Kota Bandung menyampai puluhan ribu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun