Cukup sudah sekian lama aku mengalah!, engkau berbuat sesuka hatimu, menebar jala asmara yang mempidana, dibalik kelembutan mu tersembunyi sejuta dahaga dalam gelas-gelas penuh sesak oleh nyawa tak berdosa.Â
Apa yang engkau inginkan, sudah banyak yang engkau dapatkan, sekarang!, pergilah kembali keasalmu, dan jangan pernah kembali lagi, biarkan kami beraktifitas seperti semula bebas dari segala ancaman yang kau tebarkan.Â
Entah apa yang merasukimu, kau datang dan pergi sepuas hati membatasi langkah-langkah kami, terputus semua harapan terbelenggu dalam diam, lantas, hari ini atau lusa nanti anak-anakku makan apa?Â
Ulahmu merubah segala tatanan hidup yang berlaku, poros kehidupan ini seakan berhenti berputar, manakala engkau menerjang terjang tanpa padang bulu, air mata menetes dari segala penjuru saat melepas dia yang pergi.Â
Duka ini terlalu dalam kami rasakan, namun kami tak ingin terus begini tercekam dalam kebimbangan yang tak menentu, kini saatnya kita membatasi diri mengikuti anjuran untuk memutus mata rantai mala petaka...!!!Â
*Singosari, 4 APRIL 2020*
@jbarathan.Â