Ia tidak berdiri sendiri akan tetapi disusupi dengan imajinasi yang menjadikan karya sastra bisa lebih dinikmati dengan khusyu dan paripurna.
Hubungan rindu dan imajinasi tentu saja memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tersebab rindu dapat meliarkan imajinasi dan imajinasi bisa meliarkan rindu. Saat kondisi ini mencapai puncaknya, seseorang akan digiring oleh perasaannya sendiri, kondisi ini tentu saja menjadi potensi positif. Sebuah jalan untuk menumpahkan segala daya kreatifitas, segala inspirasi yang didapat dari sebuah rindu dan perenungan, hingga terlahirlah sebuah karya sastra. Â Rindu mengada dalam bentuknya yang lain.
Rindu menjadi sebuah unsur seperti halnya vitamin dalam sebuah karya, ia bisa digunakan sebagai penunjang karya itu sendiri, atau bahkan ia bisa menjadi karya itu sendiri.
Sastra memang bukanlah milik rindu, namun rindu dapat memberikan Alternatif-alternatif kepekaan hati, sendu, dan keharuan pada diri. Dan itu semua bisa membakar seseorang dalam puncak kreativitas yang menggetarkan batin.
Maka rindu menjadi sebuah ladang kreatif nan inspiratif untuk digarap dan didalami untuk kemudian dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan rindu yang lain.
2. Kekayaan Jiwa
Sebagaimana telah kita sepakati bahwa rindu merupakan vitamin/pelengkap yang memperkaya batin kita. Dan jika ingin lebih digali lagi, rindu sejatinya tidak bisa dilepaskan dengan konsep masa lalu.
Masa lalu yang kemudian mengkristal menjadi entitas kenangan. Kenangan yang menggoreskan segala keharuan, kesyahduan , dan kebahagiaan memandang sebuah senyum. Ia tidak dibiarkan untuk menghilang, tapi terus menerus dirawat dan dipelihara. Zaman boleh beralih dan musim boleh berganti, namun kenangan bagaimanapun bentuknya takkan pernah sirna dan hilang. Maka sudah sewajarnya bahwa rindu menjadi sebuah kekayaan batin dan jiwa.
Rindu dan masa lalu adalah entitas yang tak bisa dipisahkan keduanya merupakan sistem keberadaan yang selanjutnya diejawantahkan sebagai sebuah kekayaan batin. Ia bisa dinikmati dan mengisi kekeringan dan kekosongan dalam sisi tertentu kemanusiaan.
Dengan rindu keharmonisan batin bisa terjaga, jika tidak, maka akan terjadi sesuatu yang timpang dalam diri manusia. Batin menjadi miskin dan sakit. Yang selanjutnya batin tidak bisa menangkap kesan dan momentum yang semestinya bisa diselamatkan dalam kehidupan.
Maka kesimpulannya adalah kekayaan batin tak lengkap tanpa rindu yang menyertainya begitu?