Pak Ghofur yang melihat kami langsung akrab tersenyum puas. "Bagus sekali. Saya senang kalian bisa bekerja sama. Niken, semoga kamu bisa belajar banyak dari Arman dan teman-temannya."
"Terima kasih, Pak Ghofur," jawab Niken dengan senyum manis.
Setelah berbincang sebentar, Pak Ghofur pun pamit pulang, sementara Niken bergabung dengan kami untuk melanjutkan diskusi. Kami menjelaskan konsep Lintas Garis Coffee dan rencana kami untuk lomba bisnis muda. Niken terlihat sangat antusias dan langsung memberikan beberapa ide segar.
"Bagaimana kalau kita bikin program kolaborasi dengan pelaku usaha lokal lainnya? Misalnya, kita bisa bekerja sama dengan toko kue atau penjual camilan tradisional. Jadi, kita bisa saling mendukung," usul Niken.
"Wah, ide bagus!" sahutku. "Itu bisa jadi nilai tambah buat proposal kita."
Ragil mencatat ide tersebut di bukunya. "Kita juga bisa bikin analisis dampak sosial dari program ini. Jadi, proposal kita tidak hanya fokus pada keuntungan, tapi juga kontribusi pada masyarakat."
Diskusi kami berlangsung hingga larut malam. Dengan kehadiran Niken, tim kami semakin solid dan penuh ide-ide kreatif. Aku merasa bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang hebat seperti Ragil, Rendra, dan sekarang Niken. Mereka adalah bagian dari perjalanan Lintas Garis Coffee, dan aku yakin, bersama mereka, kami bisa mewujudkan mimpi besar kami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI