Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru 'Puasa', Anak Didik 'Muntah': Menagih Janji Pendidikan di Tahun Pertama Prabowo-Gibran

14 Oktober 2025   21:11 Diperbarui: 14 Oktober 2025   21:11 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak para pelajar yg mengalami keracunan total 54 korban usai mengonsumsi MBG di SMPN 1 Cisarua, Selasa (14/10/2025). Kompas/Fabio Maria Lopes Costa

Kelambanan ini berakibat pada ketidakmerataan realisasi. Hingga saat ini, banyak sekolah yang seharusnya menjadi penerima manfaat, belum tersentuh program ini. 

Sekolah kami, SD Plus Al Ghifari di Kota Bandung, misalnya, sudah lama didata dan dicatat untuk penyediaan MBG, namun hingga saat tulisan ini dibuat, makanan bergizi itu tak kunjung tiba.

Ketidakmerataan ini menimbulkan pertanyaan: mengapa program sebesar ini bisa bergerak begitu lambat? Apakah perencanaan di awal sudah matang? Atau apakah koordinasi antara kementerian dan daerah begitu rumit sehingga menghambat penyediaan logistik?

Program MBG berpotensi besar, tetapi jika masalah keracunan terus terjadi dan penyaluran lamban, program ini akan menjadi "drama" yang merusak citra dan menakutkan masyarakat. 

Pemerintah harus belajar dari keluhan di lapangan, terutama terkait higienitas dan kecepatan penyaluran.

Sangat disayangkan, program dengan niat sebaik ini harus terganjal oleh masalah teknis yang seharusnya bisa diantisipasi. 

Anak-anak tidak boleh menjadi korban dari ketidakdisiplinan dalam pengawasan mutu. Program harus cepat, merata, dan yang terpenting, aman.

Kesimpulan

Evaluasi singkat terhadap dua program unggulan di sektor pendidikan pada akhir 1 tahun pemerintahan Prabowo Gibran ini menunjukkan adanya kesenjangan serius antara janji dan realita. Kesejahteraan guru honorer masih terkatung-katung, membuat para pengajar "berpuasa" dari haknya. 

Sementara itu, program Makan Bergizi Gratis, meskipun berniat baik, justru menghadapi masalah serius berupa keracunan dan kelambanan, menyebabkan anak didik di beberapa tempat "muntah" dan di tempat lain belum menerima apa-apa. 

Pemerintah perlu segera membenahi koordinasi, pengawasan mutu, dan mempercepat realisasi janji, terutama yang menyangkut hajat hidup guru dan kualitas asupan gizi anak-anak, agar program unggulan ini tidak hanya menjadi wacana indah di atas kertas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun