Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Formula 50-30-20 Versi Berbakti: Mengalokasikan Uang untuk Orangtua Tanpa Mengorbankan Masa Depan

8 Agustus 2025   08:15 Diperbarui: 10 Agustus 2025   12:23 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Keluarga. | Image by Getty Images/rudi_suardi

Jadi, menabung bukan berarti egois. Sebaliknya, itu adalah bentuk tanggung jawab yang jauh lebih besar.

Dalam konteks berbakti, porsi 20% ini bisa juga digunakan untuk merencanakan masa depan orangtua. Misalnya, kita bisa mulai menabung untuk biaya kesehatan mereka di masa tua, atau membeli asuransi kesehatan yang lebih baik. 

Ini adalah investasi jangka panjang untuk kesejahteraan mereka. Memberi orangtua tidak selalu harus dalam bentuk uang tunai bulanan, tetapi juga dalam bentuk jaminan keamanan di masa depan.

Porsi 20% ini adalah penyeimbang antara masa kini dan masa depan. Tanpa porsi ini, kita akan terus terjebak dalam siklus pengeluaran tanpa bisa keluar. Ini adalah langkah preventif agar kita tidak menjadi beban bagi diri sendiri, keluarga, dan orangtua di kemudian hari.

Intinya, porsi 20% ini adalah "jaring pengaman" kita. Dengan memiliki tabungan yang memadai, kita bisa menghadapi segala tantangan finansial dengan lebih tenang. Ini juga memberikan kita kebebasan untuk memberi orangtua tanpa harus merasa khawatir akan masa depan kita sendiri.

Kesimpulan

Formula 50-30-20 versi berbakti adalah panduan praktis untuk mengelola keuangan agar kita bisa memberi orangtua secara adil tanpa mengorbankan masa depan. 

Dengan membagi penghasilan menjadi 50% untuk kebutuhan (termasuk orangtua), 30% untuk keinginan (termasuk orangtua), dan 20% untuk tabungan atau masa depan, kita menciptakan keseimbangan yang sehat. Pendekatan ini mengajarkan kita pentingnya disiplin, perencanaan, dan komunikasi terbuka. 

Pada akhirnya, berbakti bukanlah beban, melainkan sebuah kesempatan untuk menunjukkan cinta dan tanggung jawab. Dengan formula ini, kita bisa melakukannya dengan bijak, ikhlas, dan tanpa rasa terpaksa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun