Apa yang dilakukan oleh warga Desa Neglasari di Kecamatan Cisompet ini bisa menjadi model bagi daerah lain.Â
Mereka membuktikan bahwa dengan memanfaatkan potensi alam dan semangat kebersamaan, sebuah komunitas bisa secara mandiri menjaga ketersediaan pangan mereka.Â
Ini adalah langkah kecil yang memberikan dampak besar bagi ketahanan pangan secara nasional.
Dengan adanya pasokan cabai Rancung yang stabil dari kebun-kebun warga, fluktuasi harga cabai di pasaran lokal juga bisa lebih terkendali.Â
Ketika harga di pasar naik, warga tetap memiliki pasokan dari kebun sendiri, sehingga tidak terlalu terbebani oleh kenaikan harga. Jika ada kelebihan, mereka bisa menjualnya dengan harga yang menguntungkan.
Kegiatan bertanam ini juga merupakan bentuk edukasi langsung bagi generasi muda. Anak-anak di Cisompet sejak dini sudah melihat dan terlibat dalam proses menanam, merawat, hingga memanen.Â
Mereka belajar tentang siklus alam, pentingnya kerja keras, dan nilai kemandirian. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan pertanian Indonesia.
Selain cabai, tidak menutup kemungkinan warga Cisompet juga akan mengembangkan komoditas pertanian lainnya secara "Ramai-Ramai".Â
Potensi tanah yang subur di sana memungkinkan diversifikasi tanaman, yang pada akhirnya akan semakin memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi lokal mereka.
Inisiatif ini bukan hanya tentang cabai, tetapi juga tentang bagaimana sebuah komunitas bisa beradaptasi dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.Â
Di tengah berbagai tantangan ekonomi dan pangan, semangat kolektif warga Cisompet menjadi mercusuar harapan.