Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya kemandirian pangan dan pemanfaatan lahan sudah menjadi bagian dari kebiasaan kolektif warga.
Dengan inisiatif sendiri, berbekal pengetahuan lokal dan semangat gotong royong, mereka secara kolektif mengelola lahan mereka untuk kepentingan bersama.Â
Ini adalah contoh nyata bagaimana masyarakat desa bisa menjadi ujung tombak dalam menjaga ketahanan pangan di tingkat lokal.
Gerakan menanam cabai Rancung secara "Ramai-Ramai" ini juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Dengan panen yang melimpah dan masa panen yang panjang, warga bisa menjual kelebihan hasil panen mereka ke pasar.Â
Hal ini tentunya akan memberikan tambahan penghasilan yang berarti bagi keluarga, terutama di saat harga cabai di pasaran seringkali bergejolak.
Lebih dari sekadar uang, kegiatan ini juga memperkuat ikatan sosial antarwarga. Mereka bisa saling berbagi bibit, tips bercocok tanam, atau bahkan membantu satu sama lain saat panen tiba.Â
Kebersamaan ini menjadi modal sosial yang sangat berharga dalam membangun komunitas yang tangguh dan mandiri.
Pemerintah daerah Garut sendiri tentu sangat mendukung inisiatif semacam ini.Â
Program-program ketahanan pangan yang digulirkan pemerintah akan semakin efektif jika disambut dengan antusiasme dan partisipasi aktif dari masyarakat, seperti yang ditunjukkan oleh warga Cisompet ini.Â
Dukungan berupa penyuluhan, akses ke bibit unggul, atau bantuan pemasaran bisa menjadi dorongan tambahan bagi mereka.