Dialog, atau "duduk bersama", diperlukan untuk mencari jalan terbaik dalam menyelesaikan kasus yang kompleks dan penuh luka ini. Dialog melibatkan mendengarkan semua pihak, terutama suara para korban, untuk memahami skala penuh penderitaan mereka.
Duduk bersama memungkinkan pencarian keadilan yang tidak hanya terbatas pada hukuman hukum, tetapi juga mencakup pemulihan bagi korban. Ini bisa berupa dukungan psikologis, pengakuan publik atas apa yang mereka alami, dan langkah-langkah untuk mencegah terulangnya praktik keji ini di masa depan.
Melalui dialog, semua pihak bisa belajar dari kesalahan masa lalu. Para pelaku (jika masih memungkinkan dan relevan) bisa mengakui perbuatannya, korban bisa mendapatkan ruang untuk menyembuhkan luka, dan sistem yang ada bisa diperbaiki agar lebih kuat dalam melindungi anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
Jadi, kasus sisi gelap sirkus ini bukan hanya cerita memilukan. Ini adalah pelajaran pahit bagi kita semua tentang pentingnya HAM, kewaspadaan terhadap eksploitasi, dan keberanian untuk bersuara.Â
Untuk menyelesaikan kasus ini serta mencegahnya terulang, kebutuhan akan dialog yang jujur dan konstruktif menjadi sangat esensial. Dialog adalah jembatan menuju keadilan yang memulihkan dan masa depan yang lebih baik bagi perlindungan HAM.
Sumber: Kompas.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI