Lebih lanjut, Istitha'ah Kesehatan berarti tidak adanya penyakit menular yang berpotensi menyebar di antara jemaah serta tidak adanya kondisi kesehatan kronis yang tidak terkontrol dan berisiko memburuk selama perjalanan dan pelaksanaan ibadah, yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Ruang lingkup pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji tahun 2025 akan melibatkan serangkaian evaluasi komprehensif. Ini dimulai dari pengisian riwayat kesehatan secara detail, mencakup informasi mengenai penyakit yang pernah atau sedang diderita, riwayat alergi, pengobatan yang sedang dijalani, serta status vaksinasi.Â
Pemeriksaan fisik akan dilakukan secara menyeluruh, meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, sistem pernapasan, kardiovaskular, pencernaan, saraf, dan muskuloskeletal. Dokter juga dapat merekomendasikan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium (misalnya, pemeriksaan darah, urine), radiologi (misalnya, rontgen dada), atau pemeriksaan spesialis lainnya jika ditemukan indikasi atau faktor risiko tertentu.
Kriteria Istitha'ah Kesehatan calon jemaah haji tahun 2025 akan ditetapkan berdasarkan standar medis yang berlaku dan disesuaikan dengan kondisi pelaksanaan ibadah haji.Â
Calon jemaah akan dikategorikan memenuhi syarat Istitha'ah Kesehatan, tidak memenuhi syarat Istitha'ah Kesehatan untuk sementara (dengan rekomendasi perbaikan dan pemeriksaan ulang), atau tidak memenuhi syarat Istitha'ah Kesehatan secara permanen.Â
Hasil pemeriksaan ini akan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam proses pelunasan Bipih dan keberangkatan ke Tanah Suci, demi memastikan ibadah haji dapat dilaksanakan dengan aman, lancar, dan memberikan manfaat spiritual yang maksimal bagi setiap jemaah.
Urgensi Istitha'ah Kesehatan Demi Kelancaran dan Keselamatan Ibadah Haji
Urgensi Istitha'ah Kesehatan dalam mendukung kelancaran ibadah haji tidak dapat diremehkan. Rangkaian ibadah haji meliputi tawaf mengelilingi Ka'bah, sai antara Shafa dan Marwah, wukuf di Arafah, melempar jumrah di Mina, dan berbagai aktivitas fisik lainnya yang memerlukan stamina dan kondisi tubuh yang prima.Â
Jemaah dengan kondisi kesehatan yang kurang baik akan kesulitan melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan optimal, bahkan berpotensi tertinggal dari rombongan atau memerlukan bantuan medis yang dapat mengganggu kelancaran ibadah bagi diri sendiri maupun orang lain.Â
Dengan kondisi fisik yang sehat, jemaah dapat melaksanakan setiap tahapan ibadah dengan lebih fokus, nyaman, dan meraih kekhusyukan yang diharapkan.
Lebih lanjut, Istitha'ah Kesehatan memiliki peran krusial dalam menjaga keselamatan jemaah selama berada di Tanah Suci. Lingkungan dengan jutaan orang dari berbagai belahan dunia berpotensi menjadi tempat penyebaran berbagai penyakit menular.Â