Selama dua bulan proses seleksi, Zahir bersama ratusan peserta lainnya dari Indonesia dan Malaysia mengirimkan karya. Tahapan seleksi meliputi pengiriman karya, proses kurasi, dan beberapa sesi klarifikasi.Â
Rasa pesimis sempat muncul di tengah persaingan ketat tersebut. Namun, Zahir kembali memotivasi diri bahwa ia mengikuti lomba bukan untuk menjadi lebih baik dari orang lain, melainkan untuk menyampaikan apa yang benar-benar ia rasakan.
Ketika hari pengumuman tiba, Zahir mengaku tidak menyangka bisa meraih Juara 2. Rasa haru tak terbendung. Baginya, kemenangan ini bukan hanya soal peringkat, tetapi juga tentang pembuktian diri.Â
Ini adalah bukti bagaimana rasa sakit bisa berubah menjadi kekuatan saat dituangkan dalam sebuah karya, dan bagaimana puisi bisa menjadi ruang penyembuhan serta keberanian untuk membuka pintu-pintu tak terduga.
Harapan dan Motivasi di Masa Depan
Zahir melihat kemenangan ini bukan sebagai akhir, melainkan awal dari perjalanannya sebagai penulis muda.Â
Ia memiliki keinginan kuat untuk terus belajar, terus menulis, dan berharap karya-karyanya ke depan bisa menyentuh hati serta mempertemukan jiwa-jiwa dari berbagai negara, sebagaimana puisi mampu menyatukan perbedaan dalam satu rasa.
Mahasiswi kelahiran Bandung, 14 September ini juga memiliki harapan besar terhadap prestasinya.Â
Ia berharap pencapaian ini bisa terus memotivasinya untuk berkarya, menginspirasi banyak orang, dan menjadi jalan baginya untuk memperoleh beasiswa pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Zahir menyampaikan terima kasih kepada panitia penyelenggara Lisapublisher, para juri, dan semua rekan yang telah mendukungnya.Â
Ia juga memberikan pesan motivasi bagi siapa pun yang sedang ragu untuk memulai sesuatu, "Percayalah, setiap kata yang lahir dari ketulusan pasti akan menemukan jalannya."Â