Mohon tunggu...
Jufran Helmi
Jufran Helmi Mohon Tunggu...

Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berjumpa Rasulullah SAW melalui mimpi dan yaqazah

14 Januari 2014   10:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Rabiul Awwal, lebih khusus 12 Rabiul Awwal, adalah hari yang paling banyak dipergunakan untuk berbicara atau berbincang-bincang tentang Rasulullah SAW.  Itu bukan sebagai keharusan tapi hanya kebiasaan saja. Bukan kelahiran beliau saja yang menjadi fokus perbincangan antara kita di saat maulid seperti ini, tapi juga kehidupan sampai kewafatan beliau.  Yang tak kurang diperbincangkan adalah pengalaman spiritual yang dialami beberapa orang berupa perjumpaan dengan manusia utusan Tuhan itu melalui mimpi.  Semoga Allah limpahkan salawat dan salam kepada sang teladan ummat itu serta keluarga dan pengikut yang senantiasa rindu dengan beliau.

Dalam tulisan ini, saya ingin berbicara sedikit perihal bermimpi bertemu Rasulullah.  Saya termasuk yang belum pernah bermimpi bertemu baginda SAW, walaupun saya sangat menginginkannya.

Seorang sahabat saya menanyakan kalau kita bermimpi bertemu Rasulullah dan di dalam mimpi itu kita mendapatkan arahan dari beliau untuk melakukan sesuatu, apakah menjalankan arahan itu  merupakan sesuatu yang bersifat wajib? Saya tidak tahu persis apakah kawan ini memang pernah bermimpi demikian atau ia hanya berandai-andai. Yang tidak bisa disangkal adalah bahwa mimpi bertemu Rasulullah sangat didambakan oleh kaum muslimin.

Yang menjadi dasar keimanan kaum muslimin adalah sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh beberapa perawi hadis yang mengatakan bahwa barang siapa yang bermimpi bertemu Rasulullah, sesungguhnya orang itu benar-benar telah berjumpa dengan Rasulullah karena setan tidak bisa meniru wajah Rasul itu. Nah, kalau di dalam mimpi itu Rasulullah menyuruh orang itu melakukan sesuatu, timbul persoalan apakah perintah itu wajib dijalankan atau boleh ditinggalkan.

Bukankah taat pada Rasul adalah wajib?

Tidak ada yang salah dengan peristiwa mimpi dengan Rasulullah. Setiap orang dapat mengalaminya. Bila kerinduan sesorang kepada Rasululllah sedemikian besarnya, Allah sering meresponsnya dengan cara mempertemukan orang itu dengan Rasulullah di dalam mimpi atau di dalam yaqazah.

Mimpi berbeda sedikit dengan yaqazah. Mimpi terjadi di dalam tidur sedangkan yaqazah adalah sejenis mimpi tapi terjadi ketika seseorang tidak tidur.  Yaqazah dapat terjadi ketika seseorang dalam keadaan diam,  zikir,  atau merenung.  Bisa juga yaqazah terjadi ketika seseorang sedang mengerjakan pekerjaan tertentu.

Walaupun berbeda juga dengan mimpi, pada hakikatnya yaqazah adalah mimpi juga.  Hanya tidur dan tidak tidur saja yang membedakannya.  Karena yaqazah ini tidak dialami oleh banyak orang seperti halnya mimpi, sangat sulit meyakinkan beberapa orang awam kalau yaqazah ini benar-benar bisa terjadi.

Peluang bisa bermimpi dengan Rasulullah adalah satu anugerah yang besar dan luar biasa bagi orang-orang yang beriman.  Kerinduan akan Rasul sering berbuah mimpi dengan beliau. Orang-orang tertentu bahkan dapat mengalami yaqazah.  Orang yang beriman sangat merindukan peristiwa itu. Bahkan, Syekh Yusuf An-Nabhani menulis satu buku khusus tentang bagaimana menjemput mimpi dengan Nabi ini. Beliau mengatakan di dalam buku itu bahwa salah satu hikmah bershalawat atas Nabi secara konsisten adalah diperjumpakannya kita oleh Allah dengan Rasulullah SAW melalui mimpi atau yaqazah.

Berbahagialah siapa saja yang pernah bermimpi ataupun beryaqazah dengan Rasulullah SAW tersebut. Semoga mimpi itu merupakan respons pengakuan Allah atas rasa rindu kita yang sangat dalam pada diri uswatun hasanah itu. Pesan-pesan yang diterima dari Rasulullah melalui mimpi itu tentulah pesan-pesan yang berharga.

Tapi, perlu diketahui oleh kita semua bahwa bagi manusia biasa yang bukan nabi atau rasul, tidak ada jaminan dari Allah bahwa informasi/pesan yang kita peroleh dari mimpi atau yaqazah itu sebagai sesuatu yang pasti benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun