Hasil dan Pembahasan
Aspek Yuridis
Sebagai jaringan franchise besar dengan lebih dari 800 cabang, WKB tentu telah memiliki izin usaha yang lengkap untuk kelancaran dalam menjalankan bisnis dan mencari mitra. Setiap pemilik franchise WKB harus memastikan izin-izin berikut telah dimiliki:
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
- Nomor Induk Berusaha (NIB)
- Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
- SLHSJ
- Izin Penjualan Makanan dan Minuman
Tiap franchise warteg menetapkan syarat berbeda bagi calon mitra. Dilansir dari gopay.co.id untuk menjadi calon mitra, maka harus menyiapkan hal-hal berikut:
- Kartu identitas;
- Dokumen lain yang diminta, misalnya NPWP;
- Bangunan dengan luas minimal 4x4m di lokasi strategis;
- Sumber daya untuk mendukung usaha, seperti listrik dan pasokan air bersih;
- Modal awal sesuai paket kemitraan yang kamu pilih;
- Bersedia mengikuti pembekalan untuk mitra warteg;
- Berkomitmen mematuhi standar operasional kemitraan.
WKB menawarkan skema franchise yang relatif menguntungkan karena tidak mengenakan royalty fee. Ini merupakan keunggulan dibandingkan dengan franchise lain yang umumnya mewajibkan pembayaran royalti secara berkala. Perjanjian franchise WKB juga mencakup ketentuan tentang bantuan dalam pencarian lokasi usaha dan pendampingan berkala setelah warteg mulai beroperasi.
Aspek Teknis
Lokasi merupakan faktor krusial dalam kesuksesan bisnis warteg. Menurut Deddy Henggar dari WKB Group, lokasi sangat menentukan kecepatan pengembalian modal. Warteg yang ideal menurutnya berlokasi di area dengan kepadatan penduduk tinggi, seperti kawasan perkantoran, pendidikan, atau permukiman. WKB menawarkan bantuan dalam mencari lokasi strategis bagi para franchisee-nya. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa franchise WKB yang biasanya berada di pinggir jalan yang ramai dilalui dan letaknya berdekatan dengan pemukiman, sekolahan, atau perkantoran.
Dalam hal teknologi, WKB telah memanfaatkan teknologi, seperti pemasangan CCTV di outlet dan integrasi dengan layanan pesan antar seperti GoFood dan GrabFood untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu, pada sistem pembayaran mereka sudah mengintegrasikan teknologi Qris. Teknologi ini membantu pemilik usaha memantau kinerja outlet dan memperluas jangkauan pemasaran.
WKB berkomitmen menjaga standar kebersihan dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan warteg konvensional. Renovasi warteg dilakukan dengan cara menambahkan penerangan, mengganti keramik dan mengecat ulang tembok, renovasi pada bagian depan warteg, hingga penggantian etalase kaca tempat makanan. Ini semua dilakukan agar pengalaman pelanggan seragam di seluruh cabang, yang menjadi salah satu nilai tambah utama dalam persaingan bisnis kuliner.
Analisis Aspek Pasar
Warteg sudah menjadi bagian penting dari budaya kuliner Indonesia, terutama di kawasan Jabodetabek. Berdasarkan data Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), terdapat sekitar 40.000 warteg di Jabodetabek, meskipun sejak 2019 mengalami penurunan sekitar 25% akibat menurunnya daya beli dan naiknya biaya sewa. Oleh karena itu, WKB membidik konsumen kelas menengah bawah yang menginginkan makanan warteg dengan kualitas, kebersihan, dan layanan yang lebih baik. Konsep modern WKB juga berhasil menarik konsumen yang sebelumnya enggan mengunjungi warteg tradisional karena stigma kumuh.