Mohon tunggu...
Juanda
Juanda Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Taruna

$alam Hati Gembira ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Ketergantungan yang Membuat Tidak Merdeka

17 Agustus 2019   11:29 Diperbarui: 17 Agustus 2019   20:14 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Antara/M. Agung Rajasa)

4. Merdeka Tergantung Fisik dan Hobi
Ketika merasa badan (fisik) tidak fit, mungkin karena kejenuhan, kelelahan atau sakit, maka akan tergantung kepada obat-obatan tertentu, termasuk di dalamnya narkoba. Sejenak merasa kondisi badan jadi enak setelah mengonsumsi pil atau zat tertentu, maka itu akan menjadi pilihan selanjutnya (kecanduan).

Belum lagi yang memerdekakan diri dengan hobi tertentu. Punya hobi itu baik. Namun kalau tidak bisa menikmati hobinya itu, lalu merasa tersiksa sekali, ini gejala ketergantungan. Perhatikan orang yang hobi main game online, kalau tidak main badan rasa tidak enak.

5. Merdeka Tergantung Agama dan Keyakinan
Seorang ber-Tuhan disebut beragama. Tidak ber-Tuhan disebut ateis. Tidak tahu adanya Tuhan disebut agnostik. Semuanya itu merupakan keyakinan seseorang akan sesuatu yang bersifat abstrak.

Tidak ada orang yang bisa membuktikan adanya Tuhan. Sebaliknya, tidak ada pula orang yang bisa membuktikan tidak adanya Tuhan. Semua tergantung keyakinan.

Ingin membuktikan adanya Tuhan, maka orang itu harus memiliki posisi lebih besar dari Tuhan. Ingin membuktikan tidak adanya Tuhan, maka orang itu perlu merasa yakin, bahwa dulunya pernah ada. Lalu sekarang dicari ternyata tidak ketemu.

Kalau memang begitu yakin sejak dia lahir tidak ada yang namanya Tuhan, lalu ngapain sekarang kok dipikir atau dimasalahkan? Kan tidak ada. Bahkan ada yang ingin membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada? Kalau tidak ada yang sudah. Tidak perlu lagi memaksa yang yakin Tuhan itu ada, supaya yakin Tuhan tidak ada.

Yang yakin Tuhan itu ada, akan mengatakan bahwa hanya Tuhan yang sanggup memerdekakan hidup ini. Caranya harus melakukan ketentuan-ketentuan dari para utusan-Nya. Hingga membuat beberapa penganutnya merasa hidupnya tidak merdeka, karena diikat oleh aturan agamanya.

Inilah yang membuat orang ateis dan agnostik bisa lebih menikmati hidup, karena merasa tidak ada aturan agama yang mengatur hidupnya. Apakah benar demikian?

Tetap ada aturan yang mengikatnya, yaitu melalui kesepakatannya sendiri bersama para penganutnya itu. Apakah negara yag berhaluan komunis itu tidak ada aturan yang mengikat penduduknya?

Semua yang ada di dunia ini bisa menjadi penjajah bagi diri kita. Maka jika ingin menikmati hidup yang merdeka, maka itu tergantung dari diri kita masing-masing.

Negara Indonesia telah merdeka dari penjajahan asing. Namun ada banyak negara yang ingin menjajah kembali, baik melalui kebudayaannya, kekuatan ekonominya atau ideologinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun