Benarkah Puasa Membuat Finansial Tidak Sehat?
Oleh: Sultani
Dalam pengertian paling sederhana, Â finansial bisa diartikan sebagai keuangan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memperluas definisi finansial menjadi lebih kompleks, yaitu sebagai suatu hal yang berurusan dengan keuangan. Definisi ini mengarahkan definisi finansial sebagai kondisi keuangan suatu bisnis, individu, organisasi, dan juga negara, dari cara pengelolaannya, alokasi, pemberdayaan, perhitungan risiko, dan juga prospek masa depan.
Dalam praktiknya, finansial merupakan bagian dari aspek administrasi yang dikenal sebagai manajemen finansial atau manajemen keuangan yang berkaitan dengan  kegiatan mengelola transaksi uang yang masuk dan keluar. Aktivitas manajemen keuangan tersebut dimulai dari  memperoleh uang dan mengelola keuangan tersebut secara menyeluruh baik kondisi keuangan dalam keadaan sehat maupun sulit.
Dalam konteks finansial individu atau keluarga, manajemen keuangannya dilihat berdasarkan kondisi pemasukan gaji atau pendapatan bersih yang diperoleh, lalu bagaimana kondisi keuangan tersebut bisa memenuhi segala aspek kebutuhan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
Intinya, manajemen keuangan individual akan melihat bagaimana cara seseorang atau sebuah keluarga menghabiskan anggaran yang mereka punya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Indikasi keuangan yang sehat adalah mempunyai pendapatan yang lebih besar dibanding pengeluaran. Sedangkan kondisi keungan sulit ditandai dengan pengeluaran yang lebih besar daripada pendapatan. Misalnya, hutang dalam jumlah besar, gaya hidup konsumtif, dan tidak mempunyai tabungan.
Finansial Ramadan
Finansial Ramadan mengacu pada kondisi keuangan yang berkaitan dengan kebutuhan selama bulan Ramadan. Isu finansial Ramadan ini tidak bisa dianggap remeh karena penambahan kebutuhan untuk mendukung ibadah puasa seperti kebutuhan untuk berbuka puasa, sahur, dan amaliyah mu'malah seperti sedekah dan kegiatan berbagai yang lainnya. Masyarakat selalu bisa menunaikannya lantaran mereka percaya bahwa ini perintah Tuhan, dan yang membalasnya adalah Tuhan.
Memandang bahwa segala aktivitas sosial selama Ramadan bernilai ibadah dan akan langsung dibalas oleh Allah merupakan cara pandang umat Islam Indonesia dalam memuliakan Ramadan. Â Pandangan tersebut berakar pada pemahaman bahwa bulan Ramadan adalah bulan suci di mana semua kebaikan akan mendapat balasan yang berlipat ganda langsung dari Allah SWT.