Mohon tunggu...
Joy Manik
Joy Manik Mohon Tunggu... Mentor -

Seorang suami dari satu istri dan dua anak. Seorang mentor yang menyenangi buku dan musik. Seorang manusia yang berdosa sejak dalam kandungan. Dipilih oleh Allah sebelum dunia dijadikan. Ditebus oleh Kristus. Dan hidup dalam pemeliharaan Roh Kudus! - - 'i do what i think. and i think what i believe'

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rumah Ibadat Didemo (Lagi?): 3 Refleksi Mengenai Kehidupan yang Harus Anda Tahu!

12 April 2016   12:48 Diperbarui: 13 April 2016   03:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebaliknya juga demikian. Hai kawan-kawan sebangsa dan setanah air, cobalah gunakan cermin anda. Apakah memboikot itu akan membuat diri kita lebih suci, lebih baik dari orang lain? Apakah protes itu akan membawa diri kita ini semakin baik? Apakah kita memang lebih baik dari orang lain?

Mengenal orang lain, dimulai dari mengenal diri sendiri. Pepatah mengatakan: Jika tak kenal maka tak sayang. Dan orang tidak akan dapat mengenal kita, jika kita tidak mengenal diri kita sendiri. Memulai mengenal diri akan lebih baik sebelum kita meminta orang lain mengenal kita atau bahkan menyayangi kita.  

“Jika ada seseorang yang hanya mendengar kebenaran dan tidak melakukannya, ia seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Jadilah pelaku kebenaran bukan hanya pendengar saja”

2. Prinsip “Samsak Tinju”

Salah satu alat untuk berlatih tinju adalah Samsak. Alat ini tidak membalas kita ketika kita memukulnya. Ia hanya kembali maju dan sepertinya menantang untuk dipukul lagi. Sekeras apapun anda memukulnya, dia tidak akan membalasnya kepada anda. Filosofi hidup seperti sebuah Samsak. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Tapi balaslah kejahatan dengan kebaikan.  

Seorang yang pernah diperlakukan kejam oleh pemerintah Romawi saat itu pernah melakukan hal ini. Saat ia dihukum atas sebuah tindakan yang tidak ia lakukan, Ia tidak melawan. Bahkan justru Ia mengampuni orang-orang tersebut. Inilah pelajaran hidup yang sesungguhnya. Bagaimana kita bisa belajar mendoakan orang yang membenci kita.

[caption caption="(Sumber gambar: hdwallpaperbackgrounds.net)"]

[/caption]

Peristiwa ini tentu saja menggores hati para warga gereja. Mereka yang telah berusaha, berjuang, bertahun-tahun agar dapat beribadah dengan layak di tanah Indonesia ini, kemudian justru harus membawa pulang kekecewaan. Tentu sangat hancur hati mereka. Tetapi saya sangat terharu mendengar bahwa tidak ada perlawanan apapun saat demontrasi tersebut. Mereka hanya berdiam di dalam gedung itu dan berdoa. Saat mereka “ditinju”, mereka tidak “meninju” balik.

Banyak hal di bangsa ini yang bisa selesai jika kita hidup seperti samsak. Dari masalah pertemanan, bisnis, atau hubungan relasi dalam keluarga. Saat ketidak adilan terjadi, kita mudah sekali bereaksi. Kita cenderung reaktif dan bukan responsif. Seorang Nabi besar pernah berkata: Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?..dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?

Alangkah indahnya bangsa ini, jika kita mau belajar untuk tidak membalaskan kejahatan. Bangsa ini sudah memiliki perangkat hukum dan penegak hukum yang jelas. Tidak sempurna memang, tapi kita percaya bahwa merekalah yang dipercaya dapat menyatakan keadilan bagi orang yang berbuat sesuatu yang melanggar hukum di indonesia ini. Hidup dalam lingkungan sosial membutukan hati yang mengasihi. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Balaslah kejahatan dengan kebaikan.

3. Prinsip  "Lampu LED"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun