Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dana PEN Bikin DPK Himbara Melambung, Saatnya Investasi Saham?

12 Agustus 2020   12:18 Diperbarui: 12 Agustus 2020   12:33 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) oleh pemerintah ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BBTN serta sejumlah bank daerah turut mendongkrak penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) kedua bank. Hal berbeda justru terjadi di bank swasta, campuran, maupun asing, demikian dikutip dari Kontan.co.id pada selasa (11/8/2020).

Dari catatan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Juni 2020, bank pelat merah mencatat pertumbuhan DPK 3,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara bank daerah yang dimotori Bank Jabar Banten (BJB) tumbuh 3,5%. Adapun bank swasta nasional pertumbuhannya -0,5%, bank campuran -6,3%, dan bank asing melorot -0,7%.

Sesuai Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020, dalam rangka pelaksanaan program PEN, pemerintah dapat melakukan penempatan dana yang ditujukan untuk memberikan dukungan likuiditas kepada perbankan yang melakukan restrukturisasi kredit / pembiayaan dan / atau memberikan tambahan kredit / pembiayaan modal kerja.

Penempatan dana sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan kepada bank peserta dengan kriteria : 1) merupakan bank umum yang berbadan hukum Indonesia, beroperasi di wilayah Indonesia, dan paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) saham dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan / atau badan hukum Indonesia; 2) merupakan bank kategori sehat berdasarkan penilaian tingkat kesehatan bank oleh OJK; dan 3) termasuk dalam kategori 15 (lima belas) bank beraset terbesar.

Selanjutnya pada Pasal 11 PP tersebut menjelaskan bahwa bank peserta sebagaimana dimaksud berfungsi menyediakan dana penyangga likuiditas bagi bank pelaksana yang membutuhkan dana penyangga likuiditas guna memberikan dukungan restrukturisasi kredit /  pembiayaan dan / atau memberikan tambahan kredit / pembiayaan modal kerja kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Koperasi.

Bagaimana dampak langsung penempatan dana PEN ini terhadap harga saham bank plat merah seperti BRI, BNI dan Bank Mandiri?

Saham BRI pada perdagangan hari jumat (7/8/2020) ditutup pada harga Rp3.110 per lembar saham. Dalam tiga hari perdagangan pekan ini, BBRI terus mengalami kenaikan harga cukup signifikan.

Pada perdagangan hari pertama pekan ini yaitu pada hari senin (10/8/200), harga saham BBRI mengalami kenaikan 20 poin di harga Rp3.130 atau setara 0,64%. Pada hari selasa (11/8/2020), harga saham BBRI kembali ditutup dengan kenaikan 60 poin di harga Rp3.190 atau setara 1,92%. Dan perdagangan sesi pertama hari ini (12/8/2020), saham BBRI telah naik 130 poin di harga Rp3.320 atau sekitar 4,08%.

Investor asing juga terlihat terus melakukan akumulasi saham BBRI dalam 5 hari terakhir perdagangan. Pada perdagangan selasa (11/8/2020), asing telah mengakumulasi hingga 1.715.948 lembar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp547,5 T. Hingga pukul 12.00 hari ini (12/8/2020), asing terlihat kembali melakukan akumulasi dengan jumlah volume mencapai 2.753.633 dan nilai transaksi melebihi Rp902,68 T. Hal ini pun turut melambungkan harga saham BBRI telah melebihi 5% pagi ini.

Saham BBNI dan Bank Mandiri pun seolah tak mau ketinggalan dengan saham BRI. Pada hari selasa (11/8/2020) harga saham BNI ditutup pada harga Rp4.780, mengalami kenaikan 160 poin atau setara 3,46% dari harga penutupan hari sebelumnya (10/8/2020).

Asing juga terlihat mengakumulasi dalam jumlah besar pada selasa (11/8/2020). Investor asing telah mengoleksi sebanyak 964.334 lembar saham dengan n ilai transaksi mencapai Rp460,38 T. Sebelum pukul 12.00 WIB hari ini, asing telah melakukan transaksi pembelian saham BBNI dengan nilai mencapai Rp597,5 T yang turut melambungkan harga BBNI hingga 6,17% di harga Rp5.075.

Demikian pula dengan saham bluechip lainnya, yaitu saham Bank Mandiri (BMRI). Salah satu saham favorit investor lokal ini, tadi pagi dibuka pada harga Rp6.000 per lembar saham, dengan kenaikan 25 poin dari penutupan harga pada hari perdagangan selasa (11/8/2020) lalu.

Sejak selasa (4/8/2020) pekan lalu, saham BMRI terus mengalami kenaikan harga. Ditutup pada harga Rp5.575 pada perdagangan selasa (4/8/2020), di penutupan perdagangan hari selasa (11/8/2020), BMRI meroket cukup tajam di harga Rp5.975 atau mengalami kenaikan lebih dari 7% berselang sepekan.

Pada pukul 11 pagi ini, harga BMRI per lembar saham telah menyentuh Rp6.150, mengalami kenaikan 175 poin atau setara 2,93% dari harga penutupan hari sebelumnya. Namun berbeda dengan BBRI dan BBNI, asing terlihat mulai melepas saham BMRI kemungkinan untuk mulai memetik cuan.

Apakah sekarang adalah saat yang tepat untuk Investasi Saham?

Saham adalah salah satu produk keuangan seperti halnya Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi. Dengan berinvestasi saham, masyarakat pada dasarnya telah turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi negara.

Dana investasi masyarakat melalui kepemilikan lembar saham di perusahaan dapat meningkatkan investasi peralatan usaha, menambah karyawan, dan melakukan ekspansi perusahaan yang selanjutnya dapat membukan lapangan kerja makin luas.

Ekspansi akan membuat perusahaan terus bertumbuh dengan baik sehingga mampu memberikan pajak yang lebih besar kepada pemerintah.

Selain berkontribusi bagi negara, investasi masyarakat dalam bentuk kepemilikan saham, khusus nya saham pada sektor perbankan dapat bermanfaat bagi orang lain, misalnya dapat menjadi sumber dana bagi yang membutuhkan pinjaman / kredit untuk modal usaha atau pengembangan usaha yang dimiliki masyarakat.

Tentu saja manfaat utama yang dapat diperoleh dengan berinvestasi saham adalah untuk kita sebagai investor perseorangan itu sendiri. Jika kita cerdas memilih saham yang tepat dengan waktu investasi yang tepat pula, bukan tidak mungkin dana yang kita titipkan melalui kepemilikan lembar saham dapat memberikan keuntungan besar di kemudian hari.

Dalam masa pandemi covid-19 saat ini, sebagian besar masyarakat memang terlihat panik dan lebih memilih menyimpan dana tunai. Banyak orang yang menarik dana yang selama ini disimpan di bank karena ketakutan pada ancaman resesi.

Tak terkecuali dalam dunia investasi saham. Di awal terjadinya pandemi covid-19 maret 2020 lalu, banyak investor saham yang panik dan lalu menjual saham-saham yang dipegang. Hal ini menyebabkan harga saham terus melorot hingga IHSG jatuh di harga sangat rendah.

Termasuk saham-saham yang saya miliki pun turut jatuh sangat dalam. Secara matematis bisa dibilang saya mengalami kerugian besar karenanya.

Namun berbeda dengan sebagian besar para pelaku saham, saya lebih memilih tenang sambil memikirkan bagaimana dana yang sudah saya investasikan di saham tidak mengalami kerugian makin dalam. Salah satu yang saya lakukan adalah memperbaiki harga rata-rata.

Ada dua strategi yang selama ini saya lakukan untuk memperbaiki harga rata-rata saham yang saya miliki saat harga sedang jatuh. Pertama dengan menjual dulu saat harga belum terlalu turun drastis, dan menyimpan dana hasil penyimpanan tersebut untuk sementara waktu.

Ketika harga terus jatuh, saya terus mengamati perubahan tersebut secara teknikal, karena secara fundamental sebenarnya saya cukup yakin dengan saham-saham yang saya punya. Dengan keyakinan beberapa indikator secara teknikal, saya pun kembali membali saham tersebut dengan cadangan dana yang telah saya simpan sementara tadi.

Keuntungan dari strategi pertama ini adalah saya jadi punya jumlah lembar saham yang meningkat, meskipun harga saham yang saya punya sedang turun jika dibandingkan sebelum menjualnya di awal tadi. Namun sekali lagi, karena keyakinan secara fundamental terhadap perusahaan yang saya beli sahamnya, hari ini harga-harga saham tersebut sudah mengalami kenaikan cukup berarti.

Strategi kedua yang dapat kita lakukan adalah sabar menunggu, dan menambah akumulasi saham di harga bawah saat beberapa indikator secara teknikal terpenuhi. Keuntungan dari strategi ini adalah harga saham yang tadinya anjlok sangat dalam, secara rata-rata nilainya diperbaiki sehingga kerugian yang kita alami makin kecil

Pada dasarnya, jika pilihan saham yang dilakukan tepat, maka seiring dengan perbaikan kondisi, harga saham tersebut pelan-pelan akan kembali ke harga semula. Dengan strategi kedua ini, kita tidak harus mengalami jual rugi, tetapi ketika harga saham akan kembali seperti sebelum pandemi, keuntungan berlipat akan kita peroleh mengingat rata-rata harga saham kita sudah cukup baik.

Perputaran dana yang kita alokasikan dengan berinvestasi saham ataupun dengan menggunakan produk keuangan lainnya misalnya melaui deposito di bank, bila dikelola dengan baik dan dikelola dengan kehati-hatian, akan mendorong negeri ini tumbuh bersama.

Karenanya, mari bersama-sama dalam berkontribusi menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dengan cara yang sederhana, aman, dan nyaman sesuai dengan keyakinan masing-masing, tentu saja dengan faktor resiko yang sudah dipelajari sebelumnya.

Dengan turut berinvestasi saham, atau memanfaatkan produk keuangan lainnya kita telah turut dalam mendukung Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) sehingga Makroprudensial Aman Terjaga.

Dan bukan tidak mungkin, pilihan produk keuangan yang tepat, dengan berbagai analisa resiko yang sudah dipertimbangkan, akan membuat nilai dana kita untung berlipat-lipat pada saatnya nanti.

Kembali kepada judul di atas, apakah saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi saham di bank plat merah? Kalau saya sih, yess!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun