Senin (3/8/2020) lalu, Presiden Joko Widodo mengadakan rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka bersama sejumlah jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju. Sebagaimana ditayangkan melalui Channel YouTube Sekretariat Presiden, ratas tersebut mengangkat topik "Perencanaan Transformasi Digital".
Di awal sambutannya, Presiden Jokowi menyinggung soal perubahan yang perlu segera diantisipasi, disiapkan, direncanakan secara matang akibat terjadinya pandemi covid-19 dan seharusnya dijadikan momentum untuk melakukan percepatan transformasi digital.
Pandemi covid-19 memang telah memberikan dampak cukup luas dalam tatanan kehidupan manusia saat ini. Tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan karena ancaman mewabahnya virus corona, tetapi juga telah mengubah tatanan kehidupan sosial ekonomi, dan pendidikan kita.
Menurut Presiden Jokowi, "pandemi dapat mengubah cara kerja, cara beraktivitas, cara belajar, hingga cara bertransaksi dari sebelumnya luar jaringan (luring) atau offline dengan kontak fisik menjadi lebih banyak daring atau online". Demikian dikutip dari publikasi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden melalui laman https://www.presidenri.go.id.
Pada tahun 2019 lalu, IMD World Digital Competitiveness Ranking mengukur kapasitas dan kesiapan 63 negara untuk mengadopsi dan mengeksplorasi teknologi digital sebagai pendorong utama transformasi ekonomi dalam bisnis, pemerintahan, dan masyarakat luas. Hasilnya, Indonesia berada di peringkat 56, di bawah beberapa negara tetangga di ASEAN yaitu Thailand di peringkat 40, Malaysia di peringkat 26, dan Singapura di peringkat 2.
Menyikapi hal ini, Presiden Joko Widodo ingin pandemi covid-19 jadi momentum percepatan transformasi melalui 5 langkah strategis yang akan dilakukan pemerintah.
Pertama, pemerintah akan segera melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. Percepatan ini termasuk penyediaan layanan internet di 12.500 desa / kelurahan serta di titik-titik layanan publik.
Terkait ketersediaan layanan internet, kita harus mengakui bahwa terjadi gap yang sangat besar terkait hal ini di kota-kota besar dan di daerah-daerah khususnya di daerah 3T (daerah tertinggal, terdepan dan terluar). Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan selama pandemi ini turut memunculkan persoalan ini ke kepermukaan.
PJJ yang mengandalkan jaringan internet sebagai persyaratan utama optimalisasi Belajar Dari Rumah (BDR) ternyata tidak cukup memadai sehingga memunculkan persoalan baru khususnya bagi guru dan siswa di daerah 3T. Karena itu, pemerataan jaringan internet hingga ke daerah-daerah tersebut mutlak segera dipercepat.
Kedua, mempersiapkan peta jalan atau road map transformasi digital di sektor-sektor strategis antara lain pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, dan penyiaran.