"Nggak, Bu. Soalnya aku, Cilo sama Pak Burung Hantu menghibur dia. Kasihan kan, sudah lupa puasa tapi ditertawakan atau dimarahi?"
"Wah, kamu sudah banyak belajar rupanya, Kero!" puji ibunya. Kero pun senang, dia selalu ingat pesan gurunya agar tidak menyakiti teman.
Perjalanan ke pasar terasa singkat. Mereka berdua sudah sampai pasar. Segera saja mereka ke penjual sayur dan buah.Â
"Ikannya sekalian apa nggak, Bu?" tanya penjual itu.
"Iya, Bu."
***
Keesokan harinya. Pagi hari, Kero membantu ibunya meracik sayuran untuk dimasak. Sedang ibu sudah menggoreng ikan. Hari ini Kero belum sekolah karena semua siswa libur menjelang bulan Ramadan. Jadwalnya besok pagi dia sekolah lagi dan belajar seperti biasanya.
"Hati-hati meraciknya, Kero. Jangan sampai kena pisau!"
"Oke, Ibu!"
Saat Kero berkonsentrasi meracik sayuran, tiba-tiba dari luar terdengar suara Cilo memanggil namanya. Kero pun keluar rumah. Terlihatlah Cilo sedang membawa buku dari perpustakaan. Entah jam berapa dia ke perpustakaan. Belum sampai tengah hari kok sudah pegang buku dan membawa buku ke rumah Kero.
"Kamu itu kutunggu di perpustakaan."