Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menyelamatkan Ibu

23 September 2023   12:26 Diperbarui: 23 September 2023   12:34 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menangis, membayangkan kalau Ibu tiba-tiba tak lagi berada dalam perangkap tadi dan dibawa pergi oleh manusia jahat.

Karena terlalu lama, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke tempat ibuku terperangkap. Kubalikkan badan dan mau kembali ke tempat Ibu berada, kudengar suara anak kecil dan bapaknya. Aku hafal betul dengan suara mereka.

Benar saja. Dari arah timur, kulihat mereka berjalan. Bapak itu membawa sabit. Sedangkan anak kecil menggendong tas seperti biasa kulihat. Dia tak lagi berseragam. Mungkin saja, setiap pulang sekolah, seragamnya dilepas dan dimasukkan ke dalam tasnya.

Hatiku bahagia saat melihat kedatangan mereka. Aku berlari dan berusaha meminta bantuan mereka. Tetapi aku kesulitan untuk mengatakan kepada mereka.

Aku hanya mengusap-usapkan kepalaku ke anak kecil dan bapaknya. Berharap kalau mereka akan memahami permintaanku.

"Lho, Rusa Kecil. Kamu kok mengusap-usapkan kepala begini?" tanya anak itu. Anak itu sepertinya merasa sedikit geli. Tapi aku tak peduli. 

"Ada apa, Rusa Kecil?" tanya Bapak itu sambil jongkok dan memandangiku seraya mengelus kepalaku.

Aku membalas tatapan matanya dan membalikkan badan. Aku berjalan menuju tempat di mana Ibu terperangkap. Alhamdulillah anak kecil dan bapaknya itu mengikutiku.

Antara bahagia dan rasa khawatir kalau Ibu sudah diambil manusia jahat, aku berlari. Dengan terengah, aku sampai ke lubang perangkap tadi. Aku bahagia, Ibuku masih ada di sana.

Anak kecil dan bapaknya sampai di mana Ibu terperangkap. Begitu melihat Ibu di dalam lubang perangkap, Bapak itu paham akan maksudku.

"Ternyata Rusa Kecil itu meminta bantuan kita untuk menolong ibunya," ucap Bapak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun