Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Kehilangan Gairah Hidup

5 Mei 2023   05:29 Diperbarui: 5 Mei 2023   05:33 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: inilahkoran.id

Sejak kecil, aku tak begitu dekat dengan sosok lelaki yang menjadi pendamping ibu, bapakku. Entah kenapa, ada jarak yang jauh dengannya. 

Bapak sangat berbeda saat di rumah dan di tempat kerjanya. Saat berhadapan dengan anak didiknya, bapak bisa dekat. Informasi itu kudapatkan dari orang tua siswa yang diajar bapak. Di mana tak ada sikap galak atau suara keras bapak di sana. Sering bercanda dalam pembelajaran agar kelas nyaman. Maka, kalau aku bercerita betapa galaknya bapak saat di rumah, mereka tak bakalan percaya.

Sudah kukatakan tadi, sikap bapak berkebalikan saat di rumah. Beda seratus delapan puluh derajat. Begitu kaku, galak dan tak bisa menjadi pengayom yang baik. Setidaknya itu yang dirasakan anak-anak, termasuk aku.

Jangan tanyakan kalau waktu penerimaan rapor setiap catur wulannya. Saat aku bersekolah, dari tingkat SD hingga SMA, rapor dibagikan setiap catur wulan. Sehingga dalam satu tahun pelajaran, laporan hasil belajar diberikan tiga kali.

Saat pembagian rapor itulah bapak yang ke sekolah untuk mengambil raporku. Mungkin antara ibu dan bapak membagi tugas. Ibu berperan saat pendaftaran ke sekolah baru, mencarikan kos, nah kalau bapak menerima hasil belajarku.

***

Saat usia SD.

Bapak yang selalu melihat kakak sulungku selalu berprestasi, langsung murka begitu menerima dan mencermati hasil belajarku. Baik nilai maupun rankingnya. 

Waktu itu memang nilai bagus dan mendapatkan ranking pasti menjadi kebanggaan orang tua. Siapapun pamer kalau anaknya berprestasi. Dan aku bukanlah anak yang berprestasi. Tak bisa dipamerkan.

Aku memang tak menjadi anak kebanggaan bapak sedari kecil. Aku selalu merasa dianaktirikan oleh bapak. Karenanya aku tak peduli kalau nilai raporku jelek semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun