Baiklah. Kali ini aku akan memberikan sebuah pengakuan atas perasaanku kepadamu.
Dulu, aku pernah menawarkan sebuah harapan kepadamu. Menjadi penjaga hatimu. Ya, aku ingin lebih dekat denganmu.Â
Ternyata, setelah berbulan-bulan aku mencoba mendekatimu, kumerasa ada lampu hijau darimu. Kau tahu, betapa bahagianya aku.Â
Impian simbokku untuk memperoleh mantu dari kampung halaman akan terwujud. Ibu memang tak ingin jauh dari anak-anaknya. Ya, meski aku bertugas di luar daerah juga. Menjaga perbatasan negara. Pulang belum tentu.
Hubunganku denganmu akhirnya kita lalui dengan jarak jauh. Berat pastinya. Apalagi untuk perempuan sepertimu. Yang pastinya ingin selalu mendapatkan perhatian layaknya sepasang kekasih. Seperti yang dilalui sahabat-sahabatmu.
Terkadang, aku merasa kasihan juga kalau membayangkan kamu nantinya akan bagaimana. Menjadi pendampingku pasti sangat berat.
Akhirnya, komunikasi denganmu pelan-pelan terasa berjarak. Itu kusengaja. Aku ingin memastikan, kau bisa berjauhan denganku ataukah tidak.Â
Komunikasi denganmu kubatasi. Aku mau tahu, bagaimana kesetiaanmu dan bagaimana kau menjaga hatimu untukku.
Aku kejam kan, Ra?
***