Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Karya Wisata dan Kemampuan Literasi Anak SD: Dolan Sambil Belajar

6 Oktober 2022   14:20 Diperbarui: 6 Oktober 2022   14:39 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Monjali dilihat dari sisi timur. Dokpri 

Awal bulan Oktober 2022 sekolah menyelenggarakan karya wisata. Sebutan untuk kegiatan wisata ini bisa macam-macam, ada wisata edukasi, outing class, bahkan ada yang menyebut piknik. 

Apapun sebutannya, ketika karya wisata, siswa ---kelas IV sampai kelas VI--- akan memiliki pengalaman yang tidak pernah didapatkan selama belajar di kelas. Namun, hal ini juga tergantung pada objek wisata yang dituju.

Sebelum karya wisata dilaksanakan 1 Oktober lalu, jauh-jauh hari pihak sekolah dan orangtua atau wali siswa berembug untuk menentukan lokasi wisata. Bagaimanapun pihak sekolah dan orangtua/wali siswa merasa perlu melakukan kegiatan yang tidak akan membuatnya jenuh dalam belajar. Apalagi dua tahun masa pandemi, nyaris tak ada kegiatan refreshing. Semua sibuk dengan kegiatan yang serba terbatas.

Dari pertemuan sekolah dan orangtua/wali siswa, akhirnya disepakatilah lokasi wisata ada tiga yaitu Monumen Jogja Kembali, Museum Dirgantara dan Kebun Binatang Gembira Loka. Alasannya dari ketiga objek wisata ini siswa bisa belajar sekaligus santai menikmati suasana di setiap objek wisata.

Mulai dari Monumen Jogja Kembali atau Monjali. Di sana, pada lantai pertama para siswa masuk ke ruang pemutaran film dokumenter seputar sejarah Supersemar. Film berdurasi sekitar sepuluh menit, menambah pengetahuan para siswa bahwa ada peristiwa bersejarah yang dihadapi para pahlawan setelah kemerdekaan Indonesia.

Sesampai di sekolah, para siswa bercerita kalau peristiwa pada film itu cukup menakutkan. Nah, dari sini saya sebagai guru bisa memberikan arahan agar siswa bersyukur dengan cara rajin belajar. Mereka tidak merasakan dampak dari peperangan.

Setelah menyaksikan film dokumenter, siswa menikmati 4 museum pada lantai 1. Kemudian masuk lantai 2, terdapat 10 diorama beragam adegan bersejarah di bumi Jogjakarta dan sekitarnya serta 40 relief. Sedang ruangan lantai 3, para siswa menyaksikan maklumat dan relief kepalan tangan. Ruangan ini disebut Ruang Garba Graha dan digunakan untuk mendoakan para pahlawan.

Salah satu relief di ruang Garba Graha. Dokpri 
Salah satu relief di ruang Garba Graha. Dokpri 

Itulah beberapa hal yang bisa dilihat para siswa dari bangunan yang menceritakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Kekhasan bangunan ini adalah dari bentuknya, yaitu berbentuk kerucut dan dikelilingi kolam.

Hal serupa ketika masuk ke lokasi wisata yang kedua, Museum Dirgantara. Di sana, yang utama, para siswa menyaksikan koleksi beragam pesawat, baik di luar gedung museum maupun di dalam ruangan. Diorama pun masih ada dan terpampang di objek wisata ini.

Di objek wisata terakhir, Kebun Binatang (Bonbin) Gembira Loka, para siswa lebih santai. Mereka hanya belajar mengenai satwa yang dikoleksi Bonbin ini.

Berwisata ke Bonbin ini ada guyon kalau wisatawan "tilik saudara". Artinya menjumpai nenek moyang manusia, menurut Teori Darwin. Kenapa demikian? Karena di sini satwa yang khas adalah monyet. Ya, meski koleksi satwa lain seperti burung, reptil dan sebagainya juga banyak di sana.

Meski hujan gerimis mewarnai perjalanan keliling Bonbin, para siswa dan guru pendamping tentunya bisa menikmati suasana dengan kereta odong-odong dan perahu. Untuk menikmati itu, semua harus bergantian dan antri dengan pengunjung lainnya.

Selepas mengikuti karya wisata, tentunya siswa diminta untuk membuat laporan. Tujuan dari pembuatan laporan ini sangat banyak. Pertama, membuat siswa benar-benar fokus untuk memperhatikan segala hal yang ada di lokasi tempat wisata. Jadi, mereka dolan sambil belajar.

Kedua, melatih para siswa untuk berliterasi, terutama dalam hal menulis. Menjadi rahasia umum bahwa siswa pasti banyak cerita dari apa saja yang dilihat dan dirasakan. Mereka akan heboh waktu saling bercerita tentang pengalamannya masing-masing. Kesemuanya dituangkan dalam bentuk tulisan.

Bagi sekolah, karya-karya ini bisa masuk dalam kategori proyek yang ada dalam kurikulum merdeka. Jadi, para siswa diajak untuk membuat karya sesuai kemampuan. Kemudian karya ini bisa dipamerkan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran.

Sedangkan bagi guru, penyusunan laporan ini menjadi tantangan yang cukup besar. Apakah tantangan itu? 

Dalam penyusunan laporan, para siswa tetap harus dibimbing guru. Mulai dari penulisan halaman judul. Kemudian kerangka tulisan sederhana juga disiapkan oleh guru.

Itulah yang saya lakukan pada hari Senin, 3 Oktober 2022. Saya membimbing para siswa kelas IV untuk membuat karya tulis sederhana itu. Karena sarana TIK terbatas, maka saya mempersilakan siswa menulis tangan saja laporan mereka.

Jangan dibayangkan kalau laporannya akan rapi seperti buatan siswa tingkat atas atau mahasiswa loh ya. Akan sangat jauh beda. Sangat sederhana. Apalagi ada siswa yang berkebutuhan khusus. Namun, apapun hasilnya harus diapresiasi.

Beberapa laporan karya wisata, tulisan para siswa. Dokpri 
Beberapa laporan karya wisata, tulisan para siswa. Dokpri 

Guru yang baik harus paham bahwa siswa-siswanya memiliki keragaman akademik. Hal terpenting, dari kegiatan karya wisata, para siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan bertambah. Selain itu mereka juga berlatih membuat laporan. Insyaallah kelak akan bermanfaat bagi mereka.

Branjang-Melikan, 5-6 Oktober 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun