Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan-jalan Pagi dengan Nyeker

18 September 2020   04:18 Diperbarui: 18 September 2020   05:26 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati udara pagi saat jalan-jalan pagi. Dokpri

Hai, aku Ninda. Aku adalah anak pertama di keluargaku. Sekarang aku kelas IV. Aku mempunyai dua adik, perempuan dan laki-laki. Adik yang perempuan sekarang kelas II. Lalu adik lelakiku masih balita. Usia tiga tahun.

Mempunyai dua adik pasti ada senang dan susahnya. Senangnya, aku bisa bermain di rumah meski masa pandemi masih berlangsung.

Aku dengar cerita dari teman yang tidak mempunyai saudara. Mereka sedih karena tidak bisa bermain dan bercanda bersama.

Sedihnya, meski aku anak pertama, tetapi aku sering diusili adik-adik. Aku sering kesal jadinya. Namun, ibu, bapak, budhe, Bulik selalu menasehatiku agar aku tetap menyayangi kedua adikku.

**

Oh..iya. Selama pandemi ini, setiap pagi aku jalan-jalan pagi. Mengelilingi kampung setelah shalat Subuh dan membaca Alquran.

Kata ibuku, dulu ibu juga sering melakukannya. Meski hari-hari sekolah pun tetap dilakukannya.

"Ibu itu selalu bangun pagi, nak. Soalnya ibu harus membantu Mbah Kakung dan Mbah putri yang akan pergi ke pasar," cerita ibu.

Simbahku memang pedagang yang berjualan di pasar tradisional. Barang yang dijual berupa makanan tradisional seperti pecel, puli, tempe kedelai, tempe manding. Semua makanan itu enak dan aku sangat menyukainya.

Jadi menjelang Subuh semua masakan harus sudah siap dibawa ke pasar. Dan untuk menyelesaikan itu, ibu bersama budhe dan paklik yang membantu.

"Mbah kakung dan Mbah putri ke pasarnya jalan kaki, nak. Terus barang jualannya dipikul sama Mbah Kakung. Nah, Simbah putri membawa obornya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun