Mohon tunggu...
Joni Apriyantoro
Joni Apriyantoro Mohon Tunggu...

menyukai olah raga pencak silat dari kecil hingga sekarang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ideologi

24 Juni 2012   07:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:36 10178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


  • Perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai.
  • Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal atas individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata akan tetapi dalam kenyataannya hanya dikelolah serta menguntungkan para elit partai
  • Komunisme memperkenalkan penggunaan sistim demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
  • Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).

Kelebihan dari Ideologi Komunisme


  • Perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai


IDEOLOGI ISLAM
Islam bisa dianggap sebagai salah satu ideologi dunia. Namun, biasanya, Islam dipandang sebatas agama ritual, spiritual, dan moral belaka; bukanlah ideologi yang bisa memecahkan problematika umat Islam. Barangkali semua ini terjadi karena pemahaman yang berbeda tentang Islam, atau memiliki pemahaman yang berbeda tentang sejarah.
Di bawah ini adalah ciri-ciri ideologi Islam :
Sumber : Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Dasar kepemimpinan ideologis : La ilaha illallah (menyatukan antara hukum Allah SWT dengan kehidupan).
Kesesuaian dengan fitrah : Sesuai. Islam menetapkan manusia itu lemah. Jadi, segala aturan apapun harus berasal dari Allah SWT lewat wahyuNya.
Pembuat hukum dan aturan : Allah SWT lewat wahyuNya. Akal manusia berfungsi menggali fakta dan memahami hukum dari wahyu.
Fokus : Individu merupakan salah satu anggota masyarakat. Individu diperhatikan demi kebaikan masyarakat, dan masyarakat untuk kebaikan individu.
Ikatan perbuatan : Seluruh perbuatan terikat dengan hukum syaro'. Perbuatan baru bebas dilakukan bila sesuai dengan hukum syaro'.
Tujuan tertinggi yang hendak dicapai : Ditetapkan oleh Allah SWT seperti telah dibahas.
Tolok ukur kebahagiaan : Mencapai ridho Allah SWT yang terletak dalam ketaatannya dalam setiap perbuatan.
Kebebasan pribadi dalam berbuat : Distandardisasi oleh hukum syaro'. Bila sesuai bebas dilakukan, bila tidak maka tidak boleh dilakukan.
Pandangan terhadap masyarakat : Masyarakat merupakan kumpulan individu yang memiliki perasaan dan pemikiran yang satu serta diatur oleh hukum yang sama.
Dasar perekonomian : Setiap orang bebas menjalankan perekonomian dengan membatasi sebab pemilikan dan jenis pemiliknya. Sedangkan jumlah kekayaan yang dimiliki tidak boleh dibatasi.
Kemunculan sistem aturan : Allah SWT telah menjadikan bagi manusia sistem aturan untuk dijalankan dalam kehidupan yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW. Manusia hanya memahami permasalahan, lalu menggali hukum dari al-Qur-an dan as-Sunnah.
Tolok ukur : Halal-haram.
Penerapan hukum : Atas dasar ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan penerapan dari masyarakat.
Ideologi Islam mulai dijelmakan dalam sistem pemerintahan Islam pada 622 di Madinah. Sepanjang riwayatnya, ideologi ini mampu memberikan solusi dan kemakmuran bagi masyarakatnya. Namun, ideologi Islam tak lagi diterapkan sejak 3 Maret 1924, saat runtuhnya khilafah Turki Utsmani. Sejak saat itu, Islam sebagai ideologi tak lagi diterapkan menyeluruh.
Karakteristik lain dari ideologi Islam :
Ide :
Aqidah 'aqliyyah : Rukun Iman.
Etika : Jalan yang Lurus
Penyelesaian masalah hidup : Identetan hukum dalam ibadah, SosMas, ekonomi, pemerintah, pendidikan, pengadilan, dan akhlak.
Metode :
Penerapan : Khilafah Islamiyah.
Penjagaan : Hukum-hukum Islam.
Penyebarluasan ideologi : Dakwah dan jihad.
Orang penganut ideologi Islam percaya jika sebelum kehidupan adalah berasal dari Allah SWT, saat kehidupan bertujuan untuk mendapatkan ridhoNya dan setelah meninggal kembali kepadaNya dengan pertanggungjawaban. Bagi yang percaya disyukuri sekarang ada pengajian, majelis ta'lim, dan tuntutan penerapan syari'at Islam.

media komunikasi mempengarhui pola dan cara penyeberan (perang) ideologi

Media menjadi bagian yang teramat penting dalam kehidupan manusia saat ini. Akselerasi hidup yang menuntut manusia untuk harus serba cepat, berakibat pada arus informasi yang diminta pun semakin deras. Terlebih lagi di era segala sesuatu serba on-line seperti belakangan ini. Media on-line tidak lagi hanya dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi saja. Media pemberitaan saat ini telah memanfaatkannya pula untuk mempercepat arus informasi dari para wartawan langsung ke khalayak. Tiap ada peristiwa yang baru terjadi, informasinya akan segera diterbitkan di media online. Sedangkan jika hanya mengandalkan media cetak seperti koran atau majalah, isi berita tersebut baru akan diketahui khalayak keesokan harinya. Media jejaring sosial (Social  Network) seperti Facebook dan twitter tak luput dari bidikan media pemberitaan sebagai sarana pewartaannya.

Melihat perkembangan ini, media massa amat riskan untuk ditunggangi oleh kepentingan individu, kelompok, atau golongan tertentu. Seperti yang diutarakan oleh Marxian bahwa media massa berpotensi untuk menyebarkan ideologi dominan. Melalui kekuatannya yang amat besar untuk mempengaruhi opini masyarakat, akan amat terselubung ketika ada muatan-muatan tertentu yang berusaha disisipkan dalam pemberitaan sebuah media kepada masyarakat.

Menurut beberapa ahli

dunia saat ini memasuki era globalisasi 3.0. Hal ini disebutkan oleh Thomas L. Friedman, dalam bukunya yang berjudulThe world is Flat, dengan menitikberatkan penyebaran arus informasi pada individu-individu manusia sendiri. Ketika pada masa globalisasi 1.0, peradaban digerakan oleh kerajaan-kerajaan besar seperti Britania Raya dengan penguasaan terhadap samuderanya yang luas. Kemudian pada era globalisasi 2.0, identitas kemajuan zaman ditentukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Dimana mereka memiliki peranan amat besar pada arus uang dan barang yang beredar di dunia. Pada masa globalisasi 3.0 ini, individu memiliki peran yang amat besar. Berkembangnya teknologi komputer pribadi (Personal Computer) yang amat luas beserta jaringan internet, membuat individu dapat mengidentifikasi dirinya sendiri dan berhubungan dengan dunia atas identitas dirinya sendiri pula.

Dalam era ini, internet berkembang amat pesat dan semakin jauh menjadi kebutuhan wajib manusia. Melihat efisiensi dan kehandalan internet, tak heran sarana komunikasi ini menjadi amat fital di masa sekarang. Seseorang saat ini bukan lagi hanya menunggu informasi melainkan secara aktif mencari informasi itu sendiri. Individu memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi yang bisa didapatkan dari sumber manapun. Berjuta situs tersebar di belantara internet, tiap situs menyediakan informasi yang sesuai dengan tujuan.

Selain itu, masih tak dapat dipungkiri peranan media elektronik lain seperti televisi dan radio. Dua media itu masih cukup penting dalam takaran sebagai media penyampai informasi publik. Sedangkan untuk media cetak seperti koran, mereka saat ini memanfaatkan perkembangan media internet sebagai media pendukungnya. Tak sedikit media massa cetak saat ini yang selain tetap menerbitkan edisi cetak, mereka pun membuat versi digital dengan menerbitkannya di website resmi mereka. Tiap salinan dari berita atau artikel di media cetak tersebut, akan dapat diakses pula secara bebas melalui media website. Bahkan saat ini, proses penyebaran informasi ini lebih cepat dengan bantuan media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.

Hal ini merupakan sebuah revolusi besar di dunia media. Dimana informasi semakin dekat dan amat mudah diakses oleh masyarakat. Bahkan bukan hanya mudah didapatkan, berita itu seakan-akan memang menghampiri masyarakat dan “memaksa” untuk dikonsumsi. Pasar media menjadi semakin luas. Pada beberapa tahun ke belakang, hanya mereka yang membutuhkan informasi saja yang rela berlangganan atau membeli koran di loper terdekat untuk kemudian membacanya di pagi hari. Bagi mereka yang tak terlalu berminat, maka akan tertinggal informasi. Berbeda dengan masa kini. Setelah munculnya televisi, proses informasi semakin cepat ketika seseorang tak perlu lagi membeli koran. Orang hanya cukup mengaktifkan pesawat televisi, dan memilih program berita yang ada. Namun kini, ritual tersebut menjadi lebih mudah lagi. Tanpa perlu dicari, informasi dapat datang dengan sendirinya melalui berlanggananfeed rssdi media-media jejaring sosial.

Fakta ini menggiring masyarakat saat ini pada keadaan dimana informasi amat berpengaruh dalam kehidupan. Melalui kemampuannya untuk membentuk opini publik, media dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi, politik, atau pun sosial budaya. Khususnya di Indonesia, pasca reformasi tahun 1998, telah membuka pintu liberalisasi pers seluas-luasnya. Tiap warga negara dilindungi hak-haknya untuk mengungkapkan pendapat. Tak ada lagi pembredelan terhadap media massa yang terindikasi melawan kehendak pemerintah. Ketika masa pra-reformasi kekuatan eksekutif amat kuat, kini kendali kebijakan amat dipengaruhi oleh kehendak dan opini publik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun