Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Madjoe Makmoer

21 November 2022   05:42 Diperbarui: 21 November 2022   07:27 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur penyelamat dimaksud. (sumber: beritaberaking.blogspot.com -tulisannya emang gitu)

Odang: "Piye Ban? Perpal wae po?"
Iban: "Pitu papate adoh ora si Ji?"
Roji: "Agek metu Mbarowo. Rong jam. Parah po Lek?"
Odang: "Kawit metu Mbawen mau wis ora nyanthel, mung nganggo engine break."
Iban: "Nek dioper setorane ora tekan jah. Tur durung nyolar. Prige jal?"
Roji: "Nek aku manut. Paling diungkuri Munah."
Odang: "Mutus cepekan yo ra popo, Ban. Timbang resiko."
Iban: "Modot ngene yo juragane ra gelem nompo, Lek. Pulsa yo durung tak isi, listrik ngomah wis tat tit tat tit ket wingi. Tur penumpange dires rong jam po betah?"
Odang: "Dielokno mikro karo magelangan."
Iban: "Tansoyo ra nutup. Glundungke wae nganggo siji po? Opo piye?"

Keputusan rapat singkat itu bisa dilihat di adegan berikut: Madjoe Makmoer kembali bergerak, membawa penumpang yang mengisi delapanpuluh persen jok. Gerimis mulai rinai membasahi aspal di lintasan menurun sepanjang 14,2 km selepas gapura desa Reco sampai pasar Kertek, Wonosobo.

Bus menggelundung pelan. Odang sesekali menginjak pedal rem. Masih berfungsi walau harus dipompa. Dia membuang puntung rokok yang nyaris kebakar filternya lewat jendela. "Bismilah," lalu melolos sebatang lagi dan dibakar ujungnya.

Kilometer ke lima selepas Reco, Odang kembali menginjak rem. Mesin yang dipaksa menahan laju bus dengan gigi satu sudah terdengar berderak. Blong, tidak ada tekanan balik. Pedal dipompa, tetap terasa hampa. Laju Madjoe Makmoer makin laju.

"Ban!"

Iban melompat ke samping Odang. Dia tau apa yang terjadi. Kampas kopling mulai aus, bunyinya kek jeritan hantu filem Thailand. Tentu bunyi-bunyian dimaksud dan maknanya hanya dipahami Odang cs. yang menghabiskan separoh umurnya di atas roda Masjoe Makmoer. Tapi ketika bus makin kencang dan bau oli kebakar mulai menguar di kabin, penumpang awam pun berhak curiga. Panik juga.

"Pir, alon pir!" teriak emak-emak di samping Nina.

"Enten nopo, Mak?" Nina terbangun jadinya.

Iban (suaranya gemetar): "Lek, piye Lek?"
Odang: "Mlebu jalur."
Iban: "Isih adoh, nek ra kalong bisa bablas."

7,1 km dari Reco, sekira 3 km dari bus sekarang berada, di kiri jalan, ada jalur penyelamat berupa tanjakan curam beralas pasir cukup dalam disangga steuktur cor beton. Jalur penyelamat dibuat karena di trek turunan Reco - Pasar Kertek yang panjang dan curam sering terjadi kecelakaan. Mayoritas rem blong. Data selengkapnya soal kendaraan yang nyelonong ke pasar, intensitas laka, jumlah korban dan sebagainya, silahkan browsing sendiri.

Sekarang beberapa menit lewat tengah hari. Madjoe Makmoer melaju makin kencang, makin susah dikendalikan. Segenap mahluk hidup di dalam bus, termasuk Nina dan ibu muda bersama bayinya, sadar keadaan. Jerit, teriak, kegaduhan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun