Mohon tunggu...
Joko Winarto
Joko Winarto Mohon Tunggu...

Change Agen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru yang Tidak Mencerminkan Keguruannya

8 Desember 2012   09:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:59 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Guru Ble e

Tugas (peranan) dan tanggung jawab guru, apabila dikaji secara mendalam dan luas sesungguhnya berat dan kompleks, tidak sesederhana dan semudah yang dibayangkan banyak orang. Peranan dan tanggung jawab guru di setiap satuan pendidikan tidaklah terbatas hanya mendidik dan mengajar saja. Tidak saja dalam hubungannya dengan proses pembelajaran terhadap peserta didik, melainkan juga dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dalam tugas pokok guru tersebut terkandung makna, bahwa dalam proses pembelajaran guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran melalui tugasnya mengajar. Guru memberikan bantuan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai bagi peserta didik, dilakukan lewat tugas guru membimbing, mendidik, mengarahkan dan melatih. Sedangkan hasil proses pembelajaran yang telah berlangsung (dilaksanakan), diketahui melalui pelaksanaan tugas guru menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Lantas apa itu guru ble e ? guru blee adalah guru yang tidak mencerminkan keguruannya yaitu dengan ciri antara lain:

1.Memanggil / mengabsen peserta didiknya dengan panggilan plesetan misalnya namanya Shofy dipanggilnya Sapi (nama hewan), memanggil peserta didik yang jalan-jalan dikelas dengan panggilan he monyet dst.

2.Kalau ditanya peserta didik marah-marah sehingga anak menjadi takut bertanya. Misalnya anak tidak paham terhadap suatu pelajaran yang diajarkan lantas bertanya malah dibentak-bentak dimarah marahi makanya punya kuping dipakai itu kuping apa tempayan (wajan) dls.

3.Anak diberi tugas, guru tidur didepan kelas kalau ada yang berisik ketua kelasnya supaya mencatat namanya dan kalau jamnya sudah habis/selesai supaya dibangunkan.

4.Menilai hasil PR atau ulangan tidak ada acuannya. Ada yang salah satu dari 40 soal diberi nilai 88. Ada yang salah 7 juga diberi nilai 88. Ada yang betul disalahkan dan ada yang salah dibetulkan.

5.Meminta anak mijitin guru pada saat jam pembelajaran didepan peserta didik.

6.Membuat soal ulangan mid dan semester tidak sesuai dengan materi pelajaran.

7.Mengajar tidak mengacu pada kurikulum.

8.Meminta anak untuk membelikan minuman atau makanan

9.Ngawur dalam membuat soal ulangan dls

Apakah di sekeliling anda ada guru seperti tersebut? Kalau ada apa solusi Anda?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun