Mohon tunggu...
Johny Bayu Fitantra
Johny Bayu Fitantra Mohon Tunggu...

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang tertarik dalam bidang keilmuan dan berita maupun kebijakan mengenai dunia kesehatan, khususnya bedah dan anestesi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta, Tentang Gembok dan Kunci

6 Juli 2011   10:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:53 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita mungkin sering terheran, dengan betapa anehnya cinta. Betapa anehnya melihat seseorang rela melakukan apapun untuk seseorang, tapi tidak untuk orang yang lain. Kenapa? Apa bedanya...

Di hari yang lain, mungkin yang kita dengar seorang pria menyatakan,"Ah..biasa aja" sementara sang objek pembicaraan adalah primadona ratusan orang dengan kecantikan atau kebaikan hatinya. Di tempat yang lain, mungkin kita bisa mendengar bisikan seorang tamu undangan pernikahan yang menyeletuk,"Kok dia mau ya, sama si anu, padahal dia kan g begitu ganteng/cantik".

Lepas dari tentang rupawan dan hartawan, mungkin juga kau mampu melihat ada seorang santun yang menikahi pria atau wanita galak dan pelit. Mungkin juga, kau melihat seorang selebritis muda, jatuh hati pada janda tua. Segala sesuatu nampak mungkin. Seakan cinta datang secara acak pada siapapun yang diinginkanya.

Di luar cerita bahagia, tidak jarang kita terkaget dengan pasangan serasi yang harus mengakhiri masa kebersamaannya. Tidak cocok, itu yang sering kali menjadi ringkasan alasannya. Sama-sama cantik dan ganteng, sama-sama pinter, sama-sama jelek, sama-sama blaa..blaa..blaaaaa....

Cinta, bukan tentang kecantikan, kekayaan, kedudukan atau kecerdasan. Cinta adalah tentang penyatuan. Saat pernyataan dan perbuatan si dia selalu menjadi penarik perhatian. Cinta yang membuat mereka yang merasakannya tidak kuasa merangkai kata pemberi alasan. Karena itu adalah cinta, lalu tidak akan ada lagi yang menanyakannya.

Gembok dan kunci, adalah saat cinta akan datang ke mana pun saat lubang dan kuncinya dalam kecocokan. Tidak perlu kaget, saat sahabat kita, yang kita sangka tidak akan pernah mendapatkan wanita, tiba-tiba membuat kita iri dengan kisah percintaannya. Karena kuncinya, sejelek atau secantik apapun bentuknya, telah menemukan lubang gembok yang tepat.

Jangan pernah putus asa, saat wajah gantengmu, saat segudang uangmu, saat setinggi apapun kursi kedudukanmu, belum mampu membeli cinta. Kau tidak perlu membelinya...kau tidak perlu membayar apapun untuk cinta. Cinta penuh pengorbanan? Bukan, saya rasa itu bukan cinta. Segala sesuatu yang kau berikan, bukanlah pengorbanan. Itu adalah caramu dalam mencintai. Cinta tidak akan memaksamu untuk merasakan kerepotan dalam percintaan.

Mengejar cinta? Yaaa...kau harus mengejarnya. Mungkin saja, itu adalah gembokmu, hanya saja segelnya belum terbuka. Namun ingat, jangan pernah memaksanya, jangan pernah memaksa dirimu pula. Kau hanya akan merusak kuncimu dan gemboknya. Biarkan segala sesuatu berjalan wajar dan semestinya. Kenapa? Karena kau tidak akan pernah kuat untuk terus menerus berjalan menjinjit untuk tampak lebih tinggi, kau tidak bisa terus menerus mengkontraksikan otot-ototmu untuk tampak kekar. Tetap wajar, biarkan dia melihat kau apa adanya. Namun, menjadi orang yang lebih baik, tentu akan menyenangkan. Jika kau melihat kau bisa memperbaiki diri, perbaikilah. Ingat, kau melakukannya bukan supaya dia melihatmu.Biarkan dia mencintaimu, dengan alami.

Kau bukan seorang rupawan, hartawan ataupun penguasa? Tenang kawan, cinta  adalah bagian dari keajaiban. Kau hanya belum menemukan gembok yang tepat. Jangan pernah habiskan waktumu untuk mengeluh dan menyendiri dalam kepasrahan. Manfaatkan masa penantiaanmu untuk menjadi sosok terbaik dalam bentuk apapun kau hidup. Lalu, saat dia benar-benar telah datang,dia yang terbaiklah yang akan menyapamu.Motor butut, tentu tidak akan cocok mendapatkan mesin motor GP 500cc. Gubuk tua, tentu tidak cocok dipasang pintu kayu ukiran jepara. Perbaikilah dirimu, untuk kebaikan hidupmu. Lalu, dia akan datang secara alami.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun