Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Orang Tak Patuh pada Himbauan?

25 Januari 2023   05:49 Diperbarui: 25 Januari 2023   06:27 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (bengkaliskab.go.id)

Rasanya tak ada orang Indonesia yang akil balig tak tahu Coronavirus Disease (Covid-19).

Bukan hanya yang tinggal di perkotaan, warga di ceruk-ceruk kampung pun tahu bahaya penyakit yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2 tersebut. Virus ini pertama kali terdeteksi akhir 2019 di China.

Banyak yang percaya, jika virus tersebut berasal dari pasar Wuhan. Sebuah pasar hewan dan makanan laut di kota Wuhan. Lantaran, kasus pertama yang terdeteksi dari daerah ini.

Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga Jepang.

Terlepas dari itu, khususnya di Indonesia, Covid-19 banyak menghasilkan "produk". Salah satunya himbauan. Selain melalui media luar ruang seperti baliho dan spanduk, juga dalam bentuk naskah dinas (informasi tertulis sebagai alat komunikasi).

Himbauan tersebut ada yang ditandatangani menteri, duta besar, ketua perguruan tinggi, gubernur, bupati, wali kota, dan sebagainya.


Maksud himbauan tersebut adalah meminta yang diajak supaya mematuhinya. Agar tidak terjangkit Covid-19. Utamanya, sebagai upaya pencegahan. Untuk tindakan preventif.

Contoh isi himbauan tersebut, menggunakan masker saat bepergian atau berada di tempat publik.

Atau, menunda/menghindari perjalanan (termasuk perjalanan dinas) ke tempat-tempat atau daerah yang berisiko sebagai lokasi penyebaran Covid-19.

Setiap himbauan pasti ada yang mematuhinya dan juga terdapat yang tak menurutinya.

Objek analisis kali ini yang dibahas mereka yang tidak taat. Mengapa mereka tak patuh? Apa musababnya?

Dalam KBBI kata himbau merupakan bentuk tidak baku dari entri imbau. Adapun lema baku bermakna pokok atau utama.

Artinya, penggunaan kata himbau tidak diutamakan. Kalau diibaratkan produk elektronik, termasuk barang "KW".

Sebab itu, ketika kita tuliskan kata himbau untuk mengetahui apa maknanya menggunakan KBBI daring, akan diarahkan ke kata imbau.

Kalau kita klik kata imbau, akan muncul maknanya, yaitu, panggil; sebut; pintakan; serukan. Imbau merupakan verb atau kata kerjanya. Asal-usulnya dari bahasa Minangkabau.

Namun sebelum makna tersebut (di bawah kata im.bau) terdapat kalimat bentuk tidak baku: himbau.

Bagaimana kalau kita tuliskan kata himbauan? KKBI daring juga akan menginstruksikan hal serupa. Lihat kata imbauan.

Imbauan artinya; panggilan; permintaan (seruan); ajakan. Bentuk tidak baku; himbauan.

Begitu juga dengan menghimbau. Menghimbau merupakan bentuk tidak baku mengimbau.

Mengimbau maknanya memanggil; menyebut nama orang, atau meminta (menyerukan) dengan sungguh-sungguh; mengajak.

Apa kata baku dan tidak baku?

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam bahasa Indonesia.

Sementara kata tidak baku adalah kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Atau, kata-kata belum berterima secara resmi atau tidak mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

Sebagaimana Pasal 5 ayat (3) Permendagri Nomor 54 Tahun 2009, naskah dinas diselenggarakan dengan prinsip singkat dan padat. Maksudnya, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Saat ini, sejak 16 Agustus 2022, kita memakai Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi Kelima.

Sebelumnya, sejak 30 November 2015, menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

EYD Edisi Kelima adalah pedoman resmi yang dapat dipergunakan oleh instansi pemerintah dan swasta serta masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Kembali ke objek analisis. Mengapa mereka tak patuh terhadap himbauan atau tak mau memenuhi seruan orang yang mengajak tersebut?

Bisa jadi, karena mereka mengetahui, mengerti dan memahami maksud sinonim tidak sesuai dari makna kata tidak baku.

Muradif tidak sesuai adalah (antara lain) tidak pas; tidak cocok; tidak berpatutan.

Tunjuk ajar Melayu: "Menuntut ilmu pada yang patut, mengaji ilmu pada yang terpuji, belajar pada yang benar, mencontoh pada yang senonoh, memakai pada yang sesuai."

Siapa mau ikut yang tak patut, memakai yang tak sesuai, berpasangan dengan yang tak cocok?

Jadi, jika membuat naskah dinas, ikut kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Jangan sampai termakan sumpah. Dapat tulah. Kualat.

Biasakan yang benar, jangan membenarkan yang biasa. *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun