Pohon manggis di halaman rumah
Janganlah menangis
Hampir dua puluh tahun kau berdiri kokoh
Mengumbar senyum yang manis semanis rasa buahmu
Kupandang dirimu di kala senja
Merenungi nasibmu semenanja
Andaikan kau di tanam kala itu lebih tujuh meter dari jalan raya
Nasibmu tak akan secelaka ini
Hanya menghitung bulan
Kau akan sirna dari tapakan kakimu
Lenyap seketika dari pandangan mataku
Jadi korban pembangunan jalan raya
Pohon manggis
Janganlah sedih
Aku kan menyimpanmu
Dalam memori galeri ponselku
JM-19122021.
(Catatan berupa puisi tentang pohon manggis dihalaman rumah yang akan di gusur alias di tebang (di desa Wasian)gegara pelebaran jalur jalan Bandara Sam Ratulangi ke Kawasan Likupang: Kawasan Pariwisata Super Prioritas di Sulawesi Utara. Pohon manggis ini tergusur karena pelebaran jalan lima setengah meter sehingga jalur jalan raya yang akan tercipta menjadi lebar dua puluh satu meter).