Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Makna Lain Jas Merah

28 Agustus 2019   09:22 Diperbarui: 24 Juni 2021   08:07 2816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI Pertama, Ir Soekarno (sumber:id.printerest.com)

Jas Merah adalah istilah yang populer di negeri ini. Semua kita pasti mengetahui makna singkatan nya yaitu Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah dan juga Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah. Istilah ini di populer kan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno.

Indonesia sebagai bangsa yang besar perlu menghayati dan memahami sejarah perjuangan bangsa ketika para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raga merebut kemerdekaan dari kaum penjajah. Tanpa jasa mereka itu kita tidak akan menikmati suasana kemerdekaan saat ini.

Jas Merah menjadi istilah yang memotivasi kita untuk mengisi kemerdekaan dengan membangun bangsa dan negara serta jangan melupakan dan meninggalkan hakikat dasar perjuangan yang sudah diletakkan dalam komitmen yang termaktub dalam filosofi Pancasila, UUD 1945 dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jas Merah ini selalu mengingatkan bangsa kita akan komitmen nasional tetap memelihara semangat persatuan dan kesatuan bangsa.  Setiap upaya pihak tertentu untuk melakukan tindakan memecah belah bangsa akan selalu di tentang dan tidak boleh dikembangtumbuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di negeri ini.

Baca juga: Belajarlah dari Sejarah dan "Jas Merah"

Harus diakui bahwa hingga kini bangsa kita diperhadapkan selalu dengan tantangan berat dari pihak pemecah belah  yang agaknya tidak ingin melihat bangsa kita maju. Isu SARA masih menjadi alat pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dalam membangun.  Inilah yang menjadi kewaspadaan nasional yang harus tetap dijaga dan dipelihara oleh kita termasuk mengingat istilah Jas Merah.

Kita patut mensyukuri sebagai bangsa yang besar kita diberikan pemimpin yang tetap setia pada komitmen nasional dalam membangun bangsa Indonesia. Presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kala dengan semangat persatuan dan kesatuan membangun dengan semboyan Kerja, Kerja dan Kerja, semangat juang yang tinggi mencapai visi dan misi memajukan Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat di mata dunia.  

Kedua tokoh pemimpin negeri ini dan jajaran nya tetap konsisten dalam menjalankan roda pemerintahan dengan mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan di tengah-tengah tantangan berat pihak yang ingin memecah belah. Tindakan yang perlu di apresiasi dan didukung sepenuhnya oleh seluruh elemen bangsa yang tetap konsisten dengan upaya membangun negeri dengan tetap merajut rasa persatuan dan kesatuan bangsa ini. Kedua tokoh pemimpin ini tetap berupaya "merobah nasib" bangsa dengan beragam pembangunan yang spektakuler namun tetap mengacu dari kepentingan masyarakat banyak.

Baca juga: Mas Menteri, Bung Karno Dulu Pesan Jas Merah Bukan Jas Hujan

Keberanian mereka membangun infrastuktur yang awalnya ditentang keras namun akhirnya diakui bahwa itu program yang di inginkan rakyat. Faktanya pembangunan jalan tol di negeri ini memperlancar arus transportasi darat yang di manfaatkan banyak orang dan mengurangi tingkat kemacetan saat mudik.

Gebrakan saat ini dari pemerintah adalah pemindahan ibukota negara yang menuai pro dan kontra yang akhirnya di tetapkan oleh Presiden Joko Widodo baru baru ini di provinsi Kalimantan Timur. Keputusan ini sudah melalui perencanaan dan kajian yang matang dan kesimpulan akhirnya ibukota negara harus di pindahkan.

Nah, keputusan pemindahan ibukota negara ini saya anggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari program nasional yang ingin mengangkat nilai dan martabat bangsa Indonesia memiliki ibukota negara yang lebih layak dan tertata sebagai pusat pemerintahan negeri ini. Ini bagian dari cara pemerintah "merobah nasib" bangsa.

Baca juga: "Jas Merah" Soekarno, Sudah Saatnya Kini Ditampilkan Kembali

Saya teringat apa yang dikatakan Bung Karno: "Tuhan Tidak Merobah Nasib Suatu Bangsa Sebelum bangsa Itu Merobah Nasibnya". Jadi pemindahan ibukota negara ini menjadi suatu gerakan merobah nasib.  Ibukota negara yang baru akan menimbulkan semangat kerja yang baru, semangat membangun bangsa sehingga bangsa ini akan tampil lebih baik khususnya di kawasan Asia Pasifik.

Bung Karno (sumber:pinterest.com)
Bung Karno (sumber:pinterest.com)
Nah, kembali ke topik. Makna lain Jas Merah versi saya adalah JASMERAH singkatan dari JAwa Sulawesi Menggerakkan Etoskerja Rakyat Aktualisasikan Harapan. Joko Widodo dan Jusuf Kala dalam membangun bangsa selalu menggerakkan semangat etos kerja rakyat membangun dem sebagai aktualisasi apa yang di Harapkan/Inginkan. Ini realita yang kini dirasakan oleh kita. 

Bagaimana tanggapan anda kompasianer?

Catatan tambahan mungkin saja dari artikel ringan ini muncul ide, nama ibukota negara baru: JAKALINDO...

(JAkarta KALimantan timur INDOnesia.

Salam Kompasiana!

Manado, 28 Agustus 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun