Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Parasite" Film Asia yang Berani Mencuri Oscar dari Hegemoni Barat

21 Februari 2020   11:43 Diperbarui: 23 Februari 2020   07:52 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

"Ayah ada rencana lain" kata Kim, saat berbaring di ruang penampungan.

"Rencana Ayah, apa?" tanya Kevin, setelah ia merenung dalam kedinginan. Ia tidak mengerti dengan yang dimaksud "rencana lain" yang diucapkan ayahnya.

"Rencananya, tidak punya rencana." jawab Kim, "Hanya orang yang tidak punya rencana yang tidak akan merasa gagal, tidak merasa menyesal. Seperti mereka yang malam ini menginap di gedung olah raga ini. Tanpa semua merencanakannya, tak perlu ada yang disesalkan." sambung Kim.

Tiba-tiba Da-hye menelpon Kevin mengajak bergabung dalam pesta taman di belakang rumahnya. Nyonya juga mengontak Kim minta diantar belanja kebutuhan pesta. Jessica juga diminta hadir di pesta ultah Da-song itu sebagai terapis seninya.

Mereka berkumpul di rumah besar itu di pagi yang cerah. Kim diminta berpakaian ala Indian menemani Pak Park, tugas Jessica membawa baki kue tart sedangkan Kevin bersama Da-hye, pacaran di kamar murid lesnya itu. Chung-sook sendiri sibuk di dapur.

Di tengah-tengah pesta tiba Geun muncul. Ia bisa keluar dari ruang bawah tanah yang sebelumnya dikunci Kim, karena dibuka Kevin entah dengan tujuan apa. Pertama Kevin ditimbuk Geun dengan batu sampai pingsan. Geun merangsek ke taman melalui dapur dengan sebelumnya berhasil mengambil pisau dapur. 

Dengan membabi buta ia menusuk Jessica yang sedang membawa baki kue, hingga terkapar. Melihat itu, Chung-sook lari dari dapur kemudian menikam Geun dengan pisau sampai tumbang. Park yang kaget mendekati Geun -orang asing, yang bersimbah darah tiba-tiba diserang Kim dengan tusukan pisau yang direbut dari istrinya hingga terjungkal. Pesta berakhir chaos.

Film berakhir, aku menarik napas. Di dunia ini untuk hidup makmur tak ada yang serba instan, pikirku.

Satu jam pertama di dalam bioskop sesekali terdengar tawa penonton, yang lain senyum-senyum dalam kegelapan. Parasite betul-betul film komedi pikirku. Tetapi, pada jam berikutnya, semua berubah. Kecuali suara musik dan dialog film, gedung bioskop terasa sunyi, penonton serius. Perasaan tegang mulai menyelimuti penonton. 

Film berujung menyeramkan dan bahkan berakhir pilu. Jessica, Geun dan Park mati terbunuh di pesta ultah Da-song. Chung-sook dan Ki-woo didakwa di pengadilan dengan tuduhan penipuan. Ki-taek, kabur tak tentu rimba.

Film parasite dan Sutradara Bong, begitu sempurna menguras emosi penonton, karenanya layak merebut oscar. Ini tentu telah mengoyak hegemoni barat dalam academy oscar. Juga, berani membungkam ambisi "Joker" -film yang digadang-gadang akan meraup sejumlah perhargaan tertinggi dalam kancah dunia perfilman itu.

#salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun