Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Parasite" Film Asia yang Berani Mencuri Oscar dari Hegemoni Barat

21 Februari 2020   11:43 Diperbarui: 23 Februari 2020   07:52 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Mendengar bahwa parasite merupakan film rekomended untuk ditonton, aku menjadi penasaran. Film Korea, diluar kebiasaan penikmat bioskop yang direkomendasikan di luar film-film barat -Amerika dan Eropa, selain film India yang sudah mulai banyak disukai. 

Di Singkawang bulan September 2019 itu, film itu tidak diputar di bioskop XXI, rupanya di kota lain pun parasite hanya tayang di jaringan bioskop cgv. Ketika aku pindah ke Bandung -karena pensiun, bulan Oktober masa putar parasite di bioskop cgv sudah selesai. Ya sudahlah.

Tiba-tiba awal Februari 2020 ada kabar kalau parasite telah mencuri 4 medali oscar -America dan Eropa merasa kecolongan tentu oleh Bong Joon ho -sutradara Korea itu. 

Dalam tradisi sebelumnya, biasanya film-film barat selalu memborong medali oscar tersebut. Pebisnis bioskop di tanah air merespon momen tersebut -sudah diduga, dengan memutar ulang film parasite di jaringan bioskop cgv, tak terkecuali di Bandung. Dan, ketika Adena -si kecil, belajar di sekolah diam-diam aku bersama istri menyelinap di bioskop cgv di kawasan bisnis BEC, Bandung -menonton parasite, kemarin.

Kisah film parasite berawal satu keluarga yang hidup di basment di komplek gedung-gedung tinggi di kota besar di Korea Selatan. Keluarga itu begitu miskin sampai untuk membayar petugas fumigasi di rumahnya yang  yang banyak serangga pun tidak sanggup. 

Saat ada petugas di daerah sekitar tempat tinggalnya melakukan penyemprotan  mereka tetap di basement untuk memperoleh gas pembunuh serangga -yang tentu saja bisa mencelakan mereka. Yang penting gratis. Keluarga itu bukan hanya miskin, juga bodoh dan malas. 

Pekerjaan mereka sehari-hari melipat karton kemasan pizza. Tetapi alangkah terkejutnya, alih-alih mendapat upah mereka justru didenda karena kemasan yang dikerjakannya tidak sesuai standar. Hanya 1 dari 4 karton yang dilipat sesuai ketentuan.

Suatu hari datanglah Min-hyuk, kawan Ki-woo anak laki-laki tertua di keluarga itu. Ia menawarkan untuk menggantikannya mengajar les bahasa inggris bagi Da-hye anak gadis Pak Park, keluarga kaya di kota itu.

Ki-woo terampil berbagasa inggris, tetapi ia tidak punya ijazah. Maka dengan bantuan Ki-jeong, adik perempuannya ia mencetak ijazah dari Universitas Harvard palsu. Kepada ayahnya ia -yang sudah merubah namanya menjadi Kevin, mengatakan bahwa itu adalah ijazah asli yang dicetak lebih dini sebelum ia kuliah di sana, nanti. Ayahnya, kagum. Kevin pun melenggang ke rumah besar dengan arsitektur modern itu untuk menjadi guru les.

Di tengah-tengah memberi les itu Kevin di perkenalkan Yeon-gyo -nyonya rumah, dengan Mun-gwang, pembantu rumah yang menjemputnya di pintu saat Kevin pertama kali masuk ke rumah besar dan Da-song anak laki-laki kecil keluarga Park itu. 

Yeon-gyo mengeluhkan anak laki-lakinya yang suka melukis itu hyperaktif sehingga membuatnya khawatir. Kevin melihat situasi itu sebagai peluang. Ia berpikir untuk merekrut Ki-jeong, adiknya untuk menjadi pengasuh anak di keluarga kaya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun