"Dik, yang tadi itu Carinih namanya, baru 15 umurnya." kata ibu Gendut.
Aku melongo, kaget bercampur malu. Rupanya ibu warung memperhatikan apa yang terjadi barusan.
"Dia Jakartaan. Cara menatapnya tadi seperti mau menerkammu Dik!. Hihi..!" lanjut ibu tadi tanpa menghiraukan aku yang tetap melongo. Gugup.
Sambil mencari uang kembalian ibu warung itu bercerita kalau Carinih adalah janda yang hanya bertahan 3 bulan setelah menikah. Selanjutnya ia merantau ke Jakarta untuk "luruh duit" istilah untuk perempuan yang menjual diri.
Setelah menerima uang kembalian aku pun bergegas ke luar dari warung. Di luar warung aku menengok ke kiri dan ke kanan, berharap Carinih masih menunggu dalam kegelapan. Tetapi setelah aku menunggu beberapa saat ia betul-betul tak tampak lagi, tak ada kutemui juga yang lain. Aku pun melangkah pulang ke rumah kos.
Carinih, oh Carinih. Ini baru malam pertama di Kroya tetapi sepertinya akan menjadi malam terpanjang selama hidupku karena aku bakalan tak bisa tidur.