Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Gara-gara Satu Kata: Peningkatan

13 April 2021   07:00 Diperbarui: 24 April 2021   11:47 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampan Khas Tanjung Balai-Sumber: youtube.com/hafizhbetta

Begini ceritanya.
Bagi orang kampung itu, "Sungei" kedengaran lebih enak ketimbang "Sungai."  Cocok, pikir hati orang Belanda. Tapi menurut Belanda-Belanda ini lebih mantap lagi kalau disingkat menjadi "Sei" saja. Sudahlah enak kedengaran, pendek pula, jadi mudah mengucapkannya dengan lidah Indo-Eropa cabang Germanik Barat mereka. Nah, singkat cerita singkatan ini pun lalu dibawa orang Belandalah menyebar ke mana-mana, misalnya Sungai Rampah menjadi Sei Rampah, dll. Pokoknya semua tempat yang ada Sungainya mereka ganti menjadi Sei.

Yang kedua, kampung ini memang kecil-kecil cabe burung (cabe rawit). Sungei Nangka ini sempat menelurkan beberapa artis terkenal di ibu Kota. Selain yang kita sebutkan di atas, Ayu Anzahari, ada pula aktris papan atas seperti Rani Saroya anak wak Saroya, Sujannah binti Binti', anak Ucok Mangkuk bergelar wak Binti', yang tak menggunakan nama belakangnya, mungkin karena dia malu wajah ayahnya penuh berbintik.

Dari kalangan penyanyi, ada nama-nama seperti Dian Pisesak anak wak Sesak yang menderita asma kronis, Tommy J. Pizza yang bernama asli Lokot, anak abah Lokot yang masih bersaudara dengan wak Uteh, dan Rima Mawar yang bernama asli Rima Frida, dll.

Catatan Samping
Siapa pun hendaknya janganlah sepele dengan kota Tanjungbalai ya?

Satu-satunya perantau yang mencoba mengadu nasib di Jakarta dan tak berhasil, lalu balik kampung, karena tidak bersedia mengganti namanya adalah......... Ida Benzol.

Mungkin menurut para pembaca kok aneh sekali nama belakang si Ida. Tapi begini ceritanya:
Senyawa benzena pertama kali diisolasi dan diidentifikasi pada 1825 oleh Michael Faraday, seorang ilmuwan dari Inggris, dari residu berminyak dari gas nyala. Kemudian, pada 1833, Eilhard Mitscherlich menghasilkan benzena dengan menyuling asam benzoat dan senyawa anorganik yang mengandung Kalsium, dan pada 1845, Charles Blachford Mansfield, yang bekerja di bawah bimbingan August Wilhelm von Hofmann berhasil mengisolasi benzena dari tar batubara. Jadi masing-masing kimiawan ini menemukan benzena dengan cara yang berbeda.

Nah, atok (kakek) dari atok si Ida, Tok Laut gelarnya (bedakan dengan Tok Laut kita yang sekarang ya?) pernah diberi orang Belanda beasiswa untuk berkuliah di Jurusan Kimia Universitas Giessen Jerman dan satu kelas dan satu kos dengan si Hofmann, bahkan Tok Laut sempat memberi nama "Hotman" (yang lebih mudah dia ucapkan) kepada teman kuliahnya ini, sehingga lama kelamaan semua teman mereka di Jerman pun menyapa "Hofmann" dengan "Hotman."

Sebelum berakhirnya abad ke-19 atau sebelum meninggalnya si Hotman pada 1892, beliau sempat datang bertandang ke Tandjong Balei (nama Tanjungbalai pada masa itu). Setelah berbulan-bulan berlayar dari Jerman nun, berjumpalah dia dengan Tok Laut yang menjemputnya dari Pelabuhan Labuhan Deli (masa itu belum ada Pelabuhan Belawan).

Singkat cerita, sewaktu masih di Tandjong Balei, sempatlah si Hotman ini berpesan ke Tok Laut (dalam bahasa Tanjungbalai zaman doeloe yang lumayan fasih): "Kalau sekiranya ada cucu perempuan Incek* yang lahir nanti, tolong Incek beri nama belakangnya Benzol ya, supaya setidaknya ada yang dikenang orang Tanjungbalai juga senyawa penemuanku itu."
Tok Laut manyahut singkat, "Yalah Cek Hotman."

*Incek, cek = sapaan akrab untuk teman dekat.
** Benzol = bahasa Jerman untuk benzena.

Selesai bercakap-cakap, kedua orangtua kita ini pun melanjutkan dengan kegiatan yang menjadi hobi bersama, bacokah! (taruhan dengan menebak isi buah manggis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun