Setelah melewati dua dekade penuh kekecewaan, kecerdasan buatan perlahan bangkit kembali. Bukan dengan logika simbolik seperti sebelumnya, tetapi dengan pendekatan baru: machine learning --- yaitu membuat mesin belajar dari data, bukan hanya mengikuti aturan yang ditulis manusia.
Era 1990-an menjadi titik balik yang sangat menentukan dalam sejarah AI.
Apa Itu Machine Learning?
Machine Learning (ML) adalah pendekatan di mana komputer tidak lagi diberi instruksi eksplisit, melainkan "dilatih" menggunakan data. Model statistik digunakan untuk menemukan pola dan membuat prediksi.
Contohnya: Alih-alih mengajarkan aturan grammar satu per satu, kita memberikan ribuan contoh kalimat kepada mesin dan membiarkannya mempelajari struktur sendiri.
Pendekatan ini terbukti jauh lebih efektif untuk menangani data dunia nyata yang kompleks, ambigu, dan tidak selalu terstruktur.
Data Jadi Raja
Revolusi ini tak lepas dari ledakan data digital:
-
Internet, media sosial, dan sensor menghasilkan miliaran data setiap hari.
- Baca juga: Ketika Robot bertahan , Manusia Dikorbankan? Refleksi diBalik PHK Massal Industri Teknologi
Perusahaan mulai sadar bahwa data adalah aset---dan AI adalah alat untuk mengekstraknya.
Tanpa data, machine learning hanya teori. Tapi dengan data, AI menjadi alat prediksi yang kuat: dari rekomendasi produk, analisis kesehatan, hingga sistem deteksi penipuan.
Tokoh-Tokoh dan Teknologi Penting
Geoffrey Hinton mulai menghidupkan kembali konsep jaringan saraf tiruan (neural networks) yang lama diabaikan.
Support Vector Machines (SVM), Decision Trees, dan Naive Bayes menjadi algoritma populer dalam klasifikasi.
Dunia akademik dan industri mulai kembali berinvestasi dalam riset AI setelah melihat hasil nyata.
Penutup:
AI tidak mati, ia hanya berubah bentuk. Dari simbol dan aturan ke statistik dan data. Dari logika kaku ke model adaptif. Era ini adalah masa pertumbuhan diam-diam yang kelak melahirkan revolusi besar: deep learning.
Nantikan di artikel berikutnya: "Sejarah AI: Deep Learning dan Kebangkitan Neural Networks"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI